Sabtu, 24 Desember 2016

MEMBANGUN KESHALEHAN SOSIAL



Pesan Iedul Fitri;
MEMBANGUN KESHALEHAN SOSIAL

Iedul Fitri sudah berlalu. Tapi pesan dari Iedul Fitri tidak boleh ikut berlalu bersamaan dengan berlalunya Iedul Fitri. Salah satu pesan dari iedul fitri adalah bahwa kita harus menjalin dan membangun persaudaraan dengan sesama. Islam menegaskan bahwa hubungan manusia dengan sesama sangat erat kaitannya dengan keselamatan dan kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat kelak. Maka pesan dari Iedul Fitri hendaklah kita membangun keshalehan sosial.
Ketika berkumpul dengan para shahabat, Rasulullah SAW melemparkan satu pertanyaan yang sangat menggelitik: Tahukan kalian tentang orang yang bangkrut ? “ Sahabat menjawab: “Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak punya uang dan tidak punya perhiasan” Nabi SAW bersabda: “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang datang menghadap Allah pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat, tapi juga membawa dosa karena menuduh orang, memakan harta tanpa hak, mengadiaya orang lain dan menumpahkan darah. Akhirnya diserahkan kebaikannya kepada orang yang dianiaya. Pada saat kebaikannya sudah habis, maka diserahkannya keburukan orang lain kepadanya. Maka dilemparkannya jauh ke tengah- tengah api neraka.
Gambaran di atas adalah manusia yang hanya baik dengan Allah tetapi jahat dengan sesama manusia, maka nasibnya dilemparkan ke dalam neraka.
Nabi Musa AS berkata dan bertanya kepada Allah SWT: “wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah. Lalu manakah ibadahku yang membuat Engkau senang ?”. Allah menjawab: “ Shalatmu itu untukmu sendiri, karena dengan mengerjakan shalat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar. Puasamu itu melatih dirimu untuk mengendalikan hawa nafsu. Dzikirmu itu membuat hatimu tenang.” Nabi Musa bertanya lagi: “Lalu ibadahku yang membuat Engkau senang yang mana, ya Allah ?” Allah menjawab: “Shadaqah, infaq, zakat dan akhlakul karimah. Itulah yang membuat Aku senang. Karena tatkala engkau membahagiakan orang lain yang sedang susah, Aku hadir di sampingnya dan Aku akan menggantinya dengan ganjaran 700 kali lipat.” (QS. Al- baqarah: 261- 262)
“Bila engkau sibuk dengan ibadah ritual saja dan bangga akan itu, itu tandanya engkau hanya mencintai dirimu saja, bukan Allah. Tapi bila engkau berbuat dan berkorban untuk orang lain serta melunakkan hatimu kepada orang lain maka itu tandanya engkau mencintai Allah, dan tentu Allah senang kepadamu. Buatlah Allah senang, maka Allah akan melimpahkan rahmat –Nya kepadamu yang dapat mengantarkan kepada kebahagiaan.”
Hadirin…
Rasulullah SAW bersabda
اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الْاَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang ada di bumi niscaya kalian disayangi oleh yang ada di langit (Allah dan para malaikat)
Jika kita memelihara ‘kebencian, dendam’, maka seluruh ‘waktu & pikiran’ yang kita miliki akan habis begitu saja, dan kita tidak akan pernah menjadi ‘orang yang produktif, baik produktif dalam arti melahirkan karya maupun produktif dalam arti ibadah kepada Allah SWT. Kekurangan orang lain adalah ‘ladang pahala’ bagi kita untuk : memaafkannya, mendoakannya, memperbaikinya, dan menjaga aibnya. Bukan gelar, pang & jabatan yang menjadikan ‘orang menjadi mulia’, jika kualitas pribadi kita buruk. Semua itu hanyalah ‘topeng tanpa wajah. Tetapi akhlakul karimah yang akan menjadikan kita mulia. Baik akhlak kepada Allah dan lebih khusus terhadap sesama manusia.
Di Akhirat banyak orang yang kaget ketika ditimbang amalnya. Ternyata amal keburukannya begitu banyak sehingga Allah menenpatkannya ke dalam neraka. Ia pun bertanya: Ya Allah mengapa keburukanku  begitu banyak, padahal saya rajin beribadah kepadamu. Allah menjawab: Betul engkau banyak beribadah, tetapi engkau suka menghina orang lain, engkau suka ghibah, fitnah serta berbuat dzalim terhadap sesama. Maka pahalamu diserahkan kepada orang yang engkau dzalimi dan dosa orang lain diserahkan kepadamu.
Sebaliknya ada orang yang kaget begitu melihat pahala amalnya kebaikannya begitu banyak. Ya Allah waktu di dunia saya biasa saja, bukan kiyai,buka ulama, tetapi kok pahala saya begitu banyak. Allah menjawab: Ya betul. Engkau waktu di dunia banyak digunjing orang, difitnah, dihina. Tapi engkau selalu memaafkan kesalahan orang lain dengan ikhlas. Maka engkau mendapatkan banyak pahala. Tempatmu di surga.
Keshalehan sosial telah membawa manusia kepada derajat yang tinggi di hadapan Allah SWT, sehingga Allah SWT memberikan penghargaan yang tinggi pula.
Nabi Musa AS suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan ummatnya, ia melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah. Nabi Musa AS kemudian menyapa dan mendekatinya. Setelah berbicara sejenak ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa AS: “Wahai Musa AS aku telah beribadah kepada Allah SWT selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah SWT akan meletakkanku di Sorga-Nya?. Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah SWT.”
Nabi Musa AS mengabulkan permintaan orang itu, lalu Nabi Musa AS bermunajat memohon kepada Allah SWT agar Allah SWT memberitahukan kepadanya di mana ummatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak. Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan menempatkannya di dasar neraka-Ku yang paling dalam". Nabi Musa AS kemudian mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan Allah SWT kepadanya.
Ahli ibadah itu sangat terkejut. Dengan perasaan sedih ia beranjak dari hadapan Nabi Musa AS. Malam harinya ahli ibadah itu terus merenung mengenai keadaan dirinya. Ia juga terus berfikir bagai mana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, di mana lagi tempat mereka kelak di akhirat. Ia pun sangat khawatir tidak saja tentang dirinya tetapi tentang bagaimana nasib orang lain kelak di akhirat
Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa AS kembali. Ia kemudian berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa AS, aku rela Allah SWT memasukkan aku ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi ada satu permohonanku. Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya agar seluruh pintu neraka tertutup oleh tubuhku, sehingga tidak akan ada seorang pun akan masuk ke neraka". Nabi Musa AS menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah SWT. Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa AS maka Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada ummatmu itu bahwa sekarang Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yang paling tinggi".
Rupanya kepedulian kepada orang lain yang menyebabkan orang tua ahli ibadah tersebut masuk ke dalam syurga. Subhanallah
Maka Rasulullah SAW menegaskan:
خَيْرُالنَّاسِ اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik- baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia

Jika kita belum bisa membagikan harta atau kekayaan’, maka bagikanlah ‘contoh kebaikan’ karena hal itu akan ‘menjadi tauladan bagi siapapun. Pastikan kita sudah berbuat kebaikan hari ini, Baik dengan materi, ilmu, tenaga, atau minimal dengan enyuman yang tulus yang menjadikan orang lain senang. Bila kita belum dapat membahagiakan orang, janganlah kita menyakitinya baik dgn perkataan maupun perbuatan
Keshalehan sosial kita adalah dengan banyak memberi kepada sesama, banyak menolong, bershilaturrahim dan tentunya akhlakul karimah

Kita memang diharuskan untuk menjalin dua hubungan dengan sebaik- baiknya, yaitu hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia. Allah SWT berfirman
ôMt/ÎŽàÑ ãNÍköŽn=tã èp©9Ïe%!$# tûøïr& $tB (#þqàÿÉ)èO žwÎ) 9@ö6pt¿2 z`ÏiB «!$# 9@ö6ymur z`ÏiB Ĩ$¨Y9$#
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.” (QS. Ali Imran: 112)
            Orang yang hanya baik dengan Allah tapi buruk dengan manusia adalah orang yang bangkrut. Sedangkan orang yang hanya baik dengan manusia tapi buruk dengan Allah adalah manusia yang sia- sia. Janganlah kita menjadi manusia yang bangkrut maupun manusia yang sia- sia. Tapi jadilah orang yang berharga, berguna dan berbahagia.

Jakarta, 07 Agustus 2016
PENGAJIAN AHAD PAGI
MAJELIS TA’LIM KAUM IBU
Masjid Nurul Iman Kementan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar