Selasa, 03 Desember 2013

GIAT BEKERJA DAN DISIPLIN


GIAT BEKERJA DAN DISIPLIN
DALAM ISLAM

Islam sangat menganjurkan kepada umatnya agar bekerja keras, baik untuk kehidupan dunia maupun untuk mempersiapkan bekal bagi kehidupan di akhirat. Karenanya Islam sangat membenci orang yang hidupnya menjadi beban orang lain dengan jalan meminta- minta dan tidak mau bekerja keras.
Rasulullah SAW bersabda.
اِنَ اللهَ يُحِبُ الْمُؤْمِنَ الْمُحْتَرِقَ
“Sesungguhnya Allah sangat senang kepada orang mu’min yang bekerja.”
Di dalam hadits lain dikatakan: “Bukanlah orang yang baik diantara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat, atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia, sehingga dapat memadukan keduanya. Karena kehidupan dunia akan mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain.”Juga ditegaskan: “Beramallah untuk duniamu seolah- olah kamu akan hidup selamanya, dan beramallah untuk ahiratmu seolah- olah kamu akan mati besok”
Rasulullah SAW sangat mencela orang- orang yang hanya tekun ibadah, duduk di masjid, shalat, dzikir dan lain- lain dengan harapan agar kelak masuk surga. Tetapi mereka melupakan akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah- tengah masyarakat. Lupa untuk memelihara dirinya, lupa akan tanggung jawabnya mencari nafkah untuk anggota keluarganya dan lupa untuk berperan di dalam masyarakat bersama- sama anggota masyarakat lainnya untuk membangun nusa dan bangsa.
Pada masa Rasulullah SAW ada seorang pemuda yang rajin beribadah dan selalu berada di dalam mesjid. Sementara kebutuhan hidupnya menjadi beban orang tuanya. Ketika para sahabat menyanjung anak muda itu di depan Nabi SAW karena tekunnya ibadah, maka Nabi SAW bersabda: “Orang tuanya lebih baik daripada anak muda itu”. Sikap Nabi ini menunjukkan, selain kita harus tekun beribadah kepada Allah SWT, juga tidak boleh meninggalkan kewajiban kita terhadap diri kita dan sesama, yaitu dengan jalan bekerja keras penuh disiplin.
Bekerja keras untuk memperoleh keberuntungan yang diridhai Allah SWT itu harus dilandasi dengan disiplin yang tinggi. Tanpa disiplin maka mustahil memperoleh keberhasilan dan kemajuan yang diharapkan. Disiplin ini  sudah banyak dianjurkan dan diisyaratkan di dalam Islam terutama melalui pelaksanaan ibadah kepada Allah SWT. Mislanya hikmah yang terkandung dalam pelaksanaan shalat dari mulai takbiratul ihram sampai salam, harus dilaksanakan penuh disiplin. Demikian pula mengenai waktu- waktu pelaksanaannya, tidak boleh dibolak- balik bahkan dilalaikan sekalipin. Ibadah puasa, haji dan lain- lain adalah sebuah proses disiplin, untuk memperoleh kesempurnaan ibadah, yang memberikan dampak positif terhadap proses disiplin dalam bekerja sehari- hari.
Pada ahir orde pemerintahan Soeharto, ada satu program unggulan yang semestinya terus dilanjutkan meskipun pemerintahan Orde Baru sudah tumbang, yaitu Gerakan Disiplin Nasional (GDN). GDN ini bermula dari kenyataan semakin tertinggalnya negara Indonesia dalam pembangunan dibanding negara- negara lain. Maka dibentuklah sebuah team yang diketuai oleh Prof. DR. Ing. BJ. Habibie yang saat itu sebagai Menristek, untuk mengadakan riset ke beberapa negara maju. Intinya adalah untuk mencari jawaban dari pertanyaan: “Mengapa suatu negara bisa maju ?”Setelah dilakukan riset, jawabannya ternyata sangat sederhana : “Karena disiplin”.  Negara- negara maju ternyata merupakan negara yang sangat disiplin, mempunyai etos kerja yang sangat tinggi. Maka sejak saat itu dicanangkan tiga aspek disiplin yang dianggap sangat vital, yaitu:
1.      Budaya kerja
2.      Budaya tertib
3.      Budaya bersih
Sangat disayangkan Gerakan Disiplin Nasional sampai saat ini masih hanya sebatas wacana dan slogan saja, sehingga menempatkan Indonesia berada pada urutan ke 114 (saat itu) dalam  hal disiplin. Padahal tetangga kita Malaysia berada pada urutan ke 14 dan Singapur urutan ke 11. Hal ini sangat ironis, karena negara Indonesia adalah negara yang paling banyak jumlah umat Islam-nya dibandingkan dengan negara- negara lain. Mestinya Indonesia menjadi negara yang paling disiplin di dunia, karena Islam sangat menganjurkan agar umatnya bekerja keras untuk memperoleh keridhaan Allah SWT.  Di dalam Al-Qur’an ditegaskan:
 “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh- sungguh (urusan) yang lain.” (QS. Alam Nasyrah: 7)
Budaya kerja, budaya tertib dan budaya bersih, seharusnya menjadi bagian integral di dalam kehidupan umat Islam. Semoga.

                                                                                   
                                                                                    Drs.H.Djedjen Zainuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar