Senin, 02 Desember 2013

INTI IBADAH QUR'AN


INTI IBADAH QURBAN

Qurban dalam bahasa Arab artinya ”dekat”. Dalam pengertian khusus, qurban diartikan menyembelih hewan yang telah memenuhi syarat pada waktu tertentu dengan niat ibadah untukmendekatkan diri kepada Allah SWT.
            Syari’at qurban adalah sejarah panjang syari’at para Nabi Allah. Tidak hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ummatnya, tetapi diturunkan kepada setiap ummat. Allah SWT berfirman:
”Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka.” (QS. Al-Hajj: 34)
            Jika ditelusuri lebih jauh, qurban telah disyari’atkan sejak Nabi Adam AS, seperti diisyaratkan dalam kisah Qabil dan Habil di dalam Al-Qur’an:
”Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (QS. Al- Maidah: 27)
            Qurban yang disyari’atkan kepada ummat Islam adalah syari’at yang berawal dari Nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk mengorbankan anaknya Isma’il sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Ash-Shoffat: 102- 107

Memberi Yang Terbaik
Qurban adalah ibadah yang melambangkan pengorbanan apa yang paling kita cintai, memberikan sesuatu yang terbaik dan kita cintai. Dicontohkan oleh Nabi Ibrahim yang dengan ikhlas mengorbankan anaknya Isma’il, anak yang ia cintai, anak yang ia nanti- nantikan kelahirannya, anak yang ia besarkan dengan segala pengorbanannya. Ibadah qurban ini menantang kita memberikan yang terbaik dari apa yang kita punya. Nanti di hari akhir, apa yang kita qurbankan akan datang kepada kita untuk menjadi saksi atas amal yang kita lakukan.
Kebajikan yang sempurna adalah apabila kita telah mampu menafkahkan sebagian rizki yang kita cintai. Allah SWT berfirman


Engkau tidak akan memperoleh kebaikan (yang sempurna) sehingga engkau menafkahkan sebagian (rizki) yang engkau cintai. Dan apa yang engkau nafkahkan dari sesuatu maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. (QS Ali Imran: 92)

Di ayat lain Allah SWT memberi peringatan kepada kita

Hai orang- orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik- baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk- buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha kaya lagi Maha Terpuji.
Ada tujuh perkara yang dapat membangkitkan semangat dalam bershadaqah:

1.      Bersedekahlah dengan harta yang  baik dan halal.

Hai orang- orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari usahamu yang baik- baik. (QS. Al-Baqarah: 267)
2.      Memberikan shadaqah mulai dari harta yang sedikit. Artinya jangan menunggu- nunggu banyak atau menunggu jadi orang kaya. Sebab menjadi kaya belum tentu, sementara shadaqah tidak pernah kita lakukan, sungguh merugi.
3.      Menyegerakan bershadaqah pada saat ada kesempatan. Jangan menunggu kesempatan lain, sebab khawatir kesempatan itu hilang, dan menyesallah kita di kemudian hari. Sebagaimana diungkapkan di dalam Al-Qur’an suart Al Munafiqun ayat 10 yang artinya: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, lalu ia berkata: ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang- orang yang shaleh ?”
4.      Memilih harta yang bagus:
Dan janganlah kamu pilihkan yang jelek- jelek untuk bershadaqah, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al-Baqarah 267)
5.      Bershadaqahlah secara sembunyi- sembunyi, khawatir ria atau ingin dipuji oleh orang lain. Rasulullah SAW mengumpamakan shadaqah dengan sembunyi- sembunyi adalah semisal tangan kanan memberi, maka tangan kiri tidak mengetahuinya.
6.      Tidak menyebut- nyebut, khawatir sia- sia. Setiap kebaikan yang kita berikan kepada siapapun, kita tidak boleh mengingat- ingatnya kembali. Kita harus senantiasa melupakan kebaikan kita dan mengingat- ingat keburukan (dosa) yang pernah kita lakukan. Jangan sebaliknya: Selalu mengingat- ingat kebaikan, sementara dosa kita lupakan.
7.      Tidak sambil menyakiti orang yang diberi, takut berdosa:

يا أيها الذين آمنوا لا تبطلوا صدقاتكم بالمن والأذى. (البقرة: 264)
Hai orang- orang yang beriman,  janganlah kamu menghilangkan   (pahala) shadaqahmu dengan menyebut- nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima). (QS. Al- Baqarah: 264)

Menempatkan Seruan Allah Di Atas Segalanya
Keikhlasan berqurban adalah melambangkan seseorang yang telah mampu menempatkan seruan Allah di atas seruan lainnya. Sebagaimana Ibrahim yang senantiasa tunduk dan patuh atas seruan dan panggilan Allah SWT
 “Wahai orang- orang yang beriman, penuhilah panggilan Allah dan Rasul-Nya, jika Ia menyeru kamu kepada apa yang menghidupkanmu.” (QS A-Anfal: 24)
Orang yang lebih menempatkan seruan Allah SWT di atas segalanya berarti ia lebih mencintai Allah diatas cinta yang lainnya. Orang seperti ini akan mendapatkan lezatnya iman dalam  kehidupannya. Rasulullah SAW bersabda.
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَحَلاَوَةَالْاِيْمَانِ  اَنْ يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِمَّا سِوَا هُمَا  وَاَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَلاَيُحِبُّهُ اِلاَّلِلَّه  وَاَنْ يَكْرَهَ اَنْ يَعُوْدَفِى الْكُفْرِكَمَا يَكْرَهُ اَنْ يُقْدَفَ فِى النَّارِ
                                                                     روا ه البخارى ومسلم
Ada tiga perkara yang barang siapa sudah memiliki ketiganya, maka ia akan dapat merasakan lezatnya iman; Apabila Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya daripada selain keduanya. apabila seseorang mencintai orang lain dan tidaklah mencintainya kecuali karena Allah. apabila seseorang itu benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya kalau dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari Muslim)
Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala- galanya, maka ia akan memenuhi panggilan/ seruan-Nya di atas segala- galanya.; Sedang asyik bekerja, lalu datang panggilan shalat, maka ia segera menghentikan pekerjaannya untuk menghadap Allah SWT. Sedang tidur terlelap lalu terdengar panggilan “Ash-shalatu khairun minannaum”, maka dengan segera ia akan menyingkirkan selimut- selimut hangat, mengambil air wudhu dan segera memenuhi panggilan Allah SWT. Bahkan pengantin baru sekalipun, jika agama sedang terancam, boleh jadi harus berjihad menegakkan agama Allah, dengan taruhannya nyawa dan meninggalkan isteri tercinta yang belum lama dinikahinya.
Salah seorang sahabat Nabi meninggal dunia pada perang Uhud. Rasulullah tahu bahwa orang tersebut adalah pengantin baru yang baru beberapa hari menikah. Tapi karena Islam sedang terancam, ia pergi ke medan perang, walaupun ahirnya ajal menjemputnya. Pada saat nafas yang terahir, ia berada di pangkuan Rasulullah SAW. Tiba- tiba Rasulullah menangis, lalu memejamkan mata, kemudian ia tersenyum. Menyaksikan peristiwa itu para sahabat lalu bertanya: “Ya Rasulallah apa gerangan yang terjadi . Engkau menangis, memejamkan mata lalu tersenyum  ?“ Rasulullah menjawab: “Aku menangis bersedih karena ia adalah pengantin baru, pasti isterinya bersedih. Lalu aku memejamkan mata karena pada saat ia melepaskan nyawa yang terahir tiba- tiba datang para bidadari dari syurga untuk menjemput rohnya. Karena tergesa- gesanya ada bidadari yang terbuka kecantikannya, karenanya aku memjamkan mata. Lalu aku tersenyum karena aku bangga dan bahagia, bahwa orang ini akan masuk syurga.” Subahanallah
Nabi Ibrahim adalah juga contoh manusia yang selalu memprioritaskan panggilan dan perintah Allah daripada yang lainnya. Ia segera memenuhi perintah Allah untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail. Meskipun Ibrahim sangat menyayangi Ismail, namun kalau Allah memerintahkan untuk menyembelihnya, maka Ibrahim tanpa syak dan ragu segera memnuhi perintah- Nya. Namun Allah yang Maha Rahman dan Rahim tidak akan membiarkan hamba-Nya yang taat teraniaya. Ia ganti dengan seekor kibas yang besar.
                                                           

Rasulullah SAW bersabda (artinya): “Tidak ada satu amalan yang paling dicintai Allah dari bani Adam ketika hari Raya iedul Adha selain menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk- tanduknya, bulu- bulunya dan kuku- kukunya. Dan sesungguhnya sebelum darah qurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan (pahala) qurban itu.” (HR. Turmudzi, ibnu Majah dan Hakim)

                                                            Ciputat, 05 Oktober 2013
                                                            PENGAJIAN AHAD PAGI
                                                            MAJELIS TA’LIM KAUM IBU
                                                            MASJID NURUL IMAN KEMENTAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar