Kajian Akhlaq;
ADAB TERTAWA DAN
BERSENDA GURAU
Tertawa
dan menangis serta bersenda gurau adalah salah satu daripada tabiat atau
kebiasaan yang menghiasi hidup manusia. Semuanya adalah perilaku yang
mengekspresikan kejiwaanya. Islam adalah agama yang membimbing dan mengatur
seluruh perilaku manusia agar manusia selamat, sejahtera dan bahagia, baik
dalam kehidupan pribadinya maupun masyarakat (orang lain). Termasuk di dalamnya
bagaimana agama mengatur manusia tertawa, menangis dan bersenda gura, yang tujuannya
agar manusia tidak berlebihan dan lalai. Semuanya adalah atas kehendak Allah
SWT
Allah SWT berfirman
وَأَنه ُُهوَ أَضحكَ وَأَبكى
"Dialah dzat Allah yang
menciptakan tertawa dan menangis". (QS. An- Najm: 43)
Tertawa adalah sifat Allah,
sebagaimana disebutkan di dalam hadits:
يَضْحَكُ اللهُ إِلَى رَجُلَيْنِ يَقْتُلُ أَحَدُهُمَا
ْالآخَرَ يَدْخُلاَنِ الْجَنَّةَ,يُقَاِتلُ هذَا فِي سَبِيْلِ اللهِ فَيُقْـتَل,
ثُمَّ يَتُوْبُ اللهُ عَلىَ اْلآخَرِ فَيُسَلِمَ فَيُقَاِتلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ
فَيَسْتَشْهِدَ
"Allah tertawa terhadap dua
orang, dimana salah satunya membunuh yang lain dan mereka berdua masuk surga.
Yaitu seseorang berjihad dijalan Allah kemudian dia terbunuh padanya, lalu
Allah menerima taubat orang yang membunuh tersebut setelah masuk Islam, kemudian
ia berjihad dijalan Allah dan akhirnya mati sahid". [HR. Bukhari
Muslim]
Sedikit Tertawa Banyak Menangis
- Memperbanyak ketawa adalah sifat tercela sebagaimana sabda Nabi:
وَالَّذِي
نَفْسِي ِبيَدِهِ لَوْتَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ
كَثِيْرًا
"Demi Dzat yang diriku berada di tanganNya
seandainya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui, niscaya kalian pasti
akan sedikit tertawa dan banyak menangis ".
Juga sabda Rasulullah:
Juga sabda Rasulullah:
لاَ
تُكْثِرُوْا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكَ تُمِْيتُ اْلقَلْبَ
"Janganlah kalian banyak tertawa, sebab banyak tertawa menyebabkan hati menjadi mati".
"Janganlah kalian banyak tertawa, sebab banyak tertawa menyebabkan hati menjadi mati".
Para ulama memasukkan tertawa yang
banyak tanpa sebab sebagai dosa kecil, sebagaimana sabda Nabi:
إِيَاكَ
وَكَثْرَةَ الضَّحِكَ فَإِنَّهُ يُمِيْتُ اْلقَلْبَ
"Berhati-hatilah dengan banyak tertawa sebab ia menyebabkan hati menjadi mati".
"Berhati-hatilah dengan banyak tertawa sebab ia menyebabkan hati menjadi mati".
Ada tiga perkara yang menyebabkan hati kita menjadi
keras membatu:
1.
Terlalu
banyak tertawa. Sebab gelak tawa seseorang menyebabkan ia lengah/ lupa kepada
urusan akhirat.
2.
Terlalu
banyak makan. Sebab jika seseorang kekenyangan, mata akan menjadi ngantuk dan
jika ngantuk akan lupa kepada urusan akhirat.
3.
Omong
kosong atau berbicara yang tidak ada perlunya. Apalagi kalau sambil berdusta
atau memperolok- olokan orang lain.
Terdapat riwayat tentang sifat
tertawanya Nabi: "Bahwasannya tertawa Rasulullah (sama seperti)
tersenyum". Terkadang tertawa menyebabkan kekufuran apabila tertawanya
untuk mengejek apa-apa yang diturunkan Allah atau sunnah Rasulullah.
Tidak diperbolehkan berbohong untuk
ditertawakan oleh orang lain, hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah:
Nabi SAW bersabda
وَيْلٌ لِمَنْ يَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ النَّاسُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ
لَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
Artinya:
“Celakalah orang yang
berdusta untuk membuat bahan tertawa bagi manusia. Celaka dia, celaka dia. Nabi
mengulangnya tiga kali”. (HR.Abu Daud)
Disebutkan
bahwasannya Nabi terkadang duduk dalam suatu majlis bersama para shahabatnya di
mana mereka menceritakan suatu yang lucu dan Rasulullah hanya tersenyum
dengannya. [HR. An-Nasai]
Sebagaimana
yang diriwayatkan dari Samak bin Harb radhiallahu anhu ia berkata: Aku bertanya
kepada Jabir bin Samurah: Apakah engkau pernah duduk bersama Rasulullah?”. Dia
menjawab: “Ya, seringkali beliau tidak beranjak meninggalkan tempat sholatnya
pada waktu shubuh atau pagi sampai matahari terbit, apabila matahari terbit
maka beliau bangkit (untuk melaksanakan shalat) dan mereka bercakap-cakap
tentang suatu peristiwa di zaman jahiliyyah maka mereka tertawa-tawa sedangkan
beliau hanya tersenyum saja.
Terdapat
jenis manusia yang pandai bersendagurau seperti yang terjadi di zaman
Rasulullah, terdapat seseorang bernama Abdullah, digelari dengan keledai dan
dia terkadang membuat Rasulullah tertawa.
Syariat
menuntun untuk menciptakan suasana yang menyebabkan tertawa pada saat bersenda
gurau dengan istri terutama yang masih perawan sebagaimana sabda Rasulullah
kepada Jabir tatkala ia menikah dengan seorang janda.
فَهَلاَّ جَاِريَةً تُلاَعِبُهَا
وَتُلاَعِبَكَ وَتُضَاحِكَهَا وَتُضَاحِكَكَ
"Kenapa
tidak menikahi seorang perawan, yang bisa mencandaimu dan engkau mencandainya
serta engkau membuatnya tertawa begitu juga ia membuatmu tertawa".
[HR. Bukhari]
Meninggalkan
senyum dan tertawa secara mutlak bukan termasuk sikap orang yang berwibawa,
pendiam dan bersungguh.
Adab bersenda gurau
·
Bercanda
adalah perkataan yang dimaksudkan untuk melapangkan dada, dan tidak sampai
menyakiti, bila menyakiti maka berubah menjadi mengejek.
·
Diriwayatkan
bahwasannya Rasulullah bercanda, bahkan beliau becanda dengan saudara Anas bin
Malik radhiallahu anhu dengan mengatakan: يَا أَبَا
عُمَيْرُ ماَ فَعَلَ النُّغَيْرُ “'Wahai
Abu Umair apa yang dilakukan burung kecil".
·
Beliau
juga bercanda dengan Anas bin Malik: "Wahai yang punya dua telinga".
·
Bercanda
juga dianjurkan di antara saudara dan sahabat sebab hal itu dapat membuat hati
menjadi tenang.
·
Saat
bercanda jangan sampai menuduh, menceritakan aib orang, tenggelam dalam canda
yang dapat menurunkan harga diri, mengurangi kewibawaan pribadi, perkataan
kotor yang dapat menimbulkan permusuhan, tidak memunculkan keributan dan
tindakan bodoh, tidak memunculkan pengkhianatan dan tidak pula bermuatan
kebohongan.
·
Di
antara canda para shahabat radhiallahu anhum adalah saling melempar semangka,
sementara dalam pentas realita mereka adalah para pejuang.
·
Di
antara bercanda dan bermain yang tidak diperbolehkan sebagaimana diterangkan
dalam hadits riwayatkan Abdullah bin As Saib dari Ayahnya dan dari kakeknya ia
berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
لاَ يَأْخُذُ أَحَدُكُمْ مَتَاعَ صَاحِبِهِ لاَعِبًا وَلاَ
جِدًّا فَإِنْ أَخَذَ أَحَدُكُمْ عَصَا صَاحِبِهِ فَلْيَرُدُّ إِلَيْهِ
"Janganlah seseorang
diantara kalian mengambil harta saudaranya dengan main-main atau sengaja, Jika
di antara kalian mengambil tongkat saudaranya maka hendaklah dia
mengembalikannya".
·
Tidak
memperbanyak bersendra gurau, jika hal tersebut melewati batas sehingga
terbentuk menjadi tabi’at pribadi, akhirnya menjatuhkan harga dirimu dan para
penganggur mempermainkanmu.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh orang yang bersenda gurau:
- Hendaknya senda gurau dilakukan pada waktunya yang sesuai.
- Tidak tenggelam dan terlewat batas
- Tidak berbicara dengan perkataan yang buruk.
- Tidak bersenda gurau dengan memperolok-olok agama.
- Tidak bersenda gurau dengan orang-orang yang bodoh.
- Hendaknya menjaga perasaaan orang lain.
- Bersanda gurau dengan orang yang lebih tua dan alim dengan sesuatu yang pantas.
- Tidak terbuai sampai tertawa terbahak-bahak.
- Tidak memudharatkan diri sendiri
Pengajian Ahad Pagi
MT. Nurul Iman Kementan
01 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar