Selasa, 12 November 2013

ADAB TERTAWA DAN BERSENDA GURAU


Kajian Akhlaq;
ADAB TERTAWA DAN
BERSENDA GURAU

Tertawa dan menangis serta bersenda gurau adalah salah satu daripada tabiat atau kebiasaan yang menghiasi hidup manusia. Semuanya adalah perilaku yang mengekspresikan kejiwaanya. Islam adalah agama yang membimbing dan mengatur seluruh perilaku manusia agar manusia selamat, sejahtera dan bahagia, baik dalam kehidupan pribadinya maupun masyarakat (orang lain). Termasuk di dalamnya bagaimana agama mengatur manusia tertawa, menangis dan bersenda gura, yang tujuannya agar manusia tidak berlebihan dan lalai. Semuanya adalah atas kehendak Allah SWT
Allah SWT berfirman
وَأَنه ُُهوَ أَضحكَ وَأَبكى
"Dialah dzat Allah yang menciptakan tertawa dan menangis". (QS. An- Najm: 43)
Tertawa adalah sifat Allah, sebagaimana disebutkan di dalam hadits:

يَضْحَكُ اللهُ إِلَى رَجُلَيْنِ يَقْتُلُ أَحَدُهُمَا ْالآخَرَ يَدْخُلاَنِ الْجَنَّةَ,يُقَاِتلُ هذَا فِي سَبِيْلِ اللهِ فَيُقْـتَل, ثُمَّ يَتُوْبُ اللهُ عَلىَ اْلآخَرِ فَيُسَلِمَ فَيُقَاِتلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَيَسْتَشْهِدَ
"Allah tertawa terhadap dua orang, dimana salah satunya membunuh yang lain dan mereka berdua masuk surga. Yaitu seseorang berjihad dijalan Allah kemudian dia terbunuh padanya, lalu Allah menerima taubat orang yang membunuh tersebut setelah masuk Islam, kemudian ia berjihad dijalan Allah dan akhirnya mati sahid". [HR. Bukhari Muslim]

Sedikit Tertawa Banyak Menangis
  • Memperbanyak ketawa adalah sifat tercela sebagaimana sabda Nabi:
وَالَّذِي نَفْسِي ِبيَدِهِ لَوْتَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا
"Demi Dzat yang diriku berada di tanganNya seandainya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui, niscaya kalian pasti akan sedikit tertawa dan banyak menangis ".
Juga sabda Rasulullah:
لاَ تُكْثِرُوْا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكَ تُمِْيتُ اْلقَلْبَ
"Janganlah kalian banyak tertawa, sebab banyak tertawa menyebabkan hati menjadi mati".
Para ulama memasukkan tertawa yang banyak tanpa sebab sebagai dosa kecil, sebagaimana sabda Nabi:
إِيَاكَ وَكَثْرَةَ الضَّحِكَ فَإِنَّهُ يُمِيْتُ اْلقَلْبَ
"Berhati-hatilah dengan banyak tertawa sebab ia menyebabkan hati menjadi mati".
Ada tiga perkara yang menyebabkan hati kita menjadi keras membatu:
1.      Terlalu banyak tertawa. Sebab gelak tawa seseorang menyebabkan ia lengah/ lupa kepada urusan akhirat.
2.      Terlalu banyak makan. Sebab jika seseorang kekenyangan, mata akan menjadi ngantuk dan jika ngantuk akan lupa kepada urusan akhirat.
3.      Omong kosong atau berbicara yang tidak ada perlunya. Apalagi kalau sambil berdusta atau memperolok- olokan orang lain.
Terdapat riwayat tentang sifat tertawanya Nabi: "Bahwasannya tertawa Rasulullah (sama seperti) tersenyum". Terkadang tertawa menyebabkan kekufuran apabila tertawanya untuk mengejek apa-apa yang diturunkan Allah atau sunnah Rasulullah.
Tidak diperbolehkan berbohong untuk ditertawakan oleh orang lain, hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah:
Nabi SAW bersabda
وَيْلٌ لِمَنْ يَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ النَّاسُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
Artinya:
Celakalah orang yang berdusta untuk membuat bahan tertawa bagi manusia. Celaka dia, celaka dia. Nabi mengulangnya tiga kali. (HR.Abu Daud)  
Disebutkan bahwasannya Nabi terkadang duduk dalam suatu majlis bersama para shahabatnya di mana mereka menceritakan suatu yang lucu dan Rasulullah hanya tersenyum dengannya. [HR. An-Nasai]
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Samak bin Harb radhiallahu anhu ia berkata: Aku bertanya kepada Jabir bin Samurah: Apakah engkau pernah duduk bersama Rasulullah?”. Dia menjawab: “Ya, seringkali beliau tidak beranjak meninggalkan tempat sholatnya pada waktu shubuh atau pagi sampai matahari terbit, apabila matahari terbit maka beliau bangkit (untuk melaksanakan shalat) dan mereka bercakap-cakap tentang suatu peristiwa di zaman jahiliyyah maka mereka tertawa-tawa sedangkan beliau hanya tersenyum saja.
Terdapat jenis manusia yang pandai bersendagurau seperti yang terjadi di zaman Rasulullah, terdapat seseorang bernama Abdullah, digelari dengan keledai dan dia terkadang membuat Rasulullah tertawa.
Syariat menuntun untuk menciptakan suasana yang menyebabkan tertawa pada saat bersenda gurau dengan istri terutama yang masih perawan sebagaimana sabda Rasulullah kepada Jabir tatkala ia menikah dengan seorang janda.
فَهَلاَّ جَاِريَةً تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبَكَ وَتُضَاحِكَهَا وَتُضَاحِكَكَ
"Kenapa tidak menikahi seorang perawan, yang bisa mencandaimu dan engkau mencandainya serta engkau membuatnya tertawa begitu juga ia membuatmu tertawa". [HR. Bukhari]
Meninggalkan senyum dan tertawa secara mutlak bukan termasuk sikap orang yang berwibawa, pendiam dan bersungguh.

Adab bersenda gurau
·      Bercanda adalah perkataan yang dimaksudkan untuk melapangkan dada, dan tidak sampai menyakiti, bila menyakiti maka berubah menjadi mengejek.
·      Diriwayatkan bahwasannya Rasulullah bercanda, bahkan beliau becanda dengan saudara Anas bin Malik radhiallahu anhu dengan mengatakan: يَا أَبَا عُمَيْرُ ماَ فَعَلَ النُّغَيْرُ “'Wahai Abu Umair apa yang dilakukan burung kecil".
·      Beliau juga bercanda dengan Anas bin Malik: "Wahai yang punya dua telinga".
·      Bercanda juga dianjurkan di antara saudara dan sahabat sebab hal itu dapat membuat hati menjadi tenang.
·      Saat bercanda jangan sampai menuduh, menceritakan aib orang, tenggelam dalam canda yang dapat menurunkan harga diri, mengurangi kewibawaan pribadi, perkataan kotor yang dapat menimbulkan permusuhan, tidak memunculkan keributan dan tindakan bodoh, tidak memunculkan pengkhianatan dan tidak pula bermuatan kebohongan.
·      Di antara canda para shahabat radhiallahu anhum adalah saling melempar semangka, sementara dalam pentas realita mereka adalah para pejuang.
·      Di antara bercanda dan bermain yang tidak diperbolehkan sebagaimana diterangkan dalam hadits riwayatkan Abdullah bin As Saib dari Ayahnya dan dari kakeknya ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
لاَ يَأْخُذُ أَحَدُكُمْ مَتَاعَ صَاحِبِهِ لاَعِبًا وَلاَ جِدًّا فَإِنْ أَخَذَ أَحَدُكُمْ عَصَا صَاحِبِهِ فَلْيَرُدُّ إِلَيْهِ
"Janganlah seseorang diantara kalian mengambil harta saudaranya dengan main-main atau sengaja, Jika di antara kalian mengambil tongkat saudaranya maka hendaklah dia mengembalikannya".
·      Tidak memperbanyak bersendra gurau, jika hal tersebut melewati batas sehingga terbentuk menjadi tabi’at pribadi, akhirnya menjatuhkan harga dirimu dan para penganggur mempermainkanmu.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang yang bersenda gurau:
  • Hendaknya senda gurau dilakukan pada waktunya yang sesuai.
  • Tidak tenggelam dan terlewat batas
  • Tidak berbicara dengan perkataan yang buruk.
  • Tidak bersenda gurau dengan memperolok-olok agama.
  • Tidak bersenda gurau dengan orang-orang yang bodoh.
  • Hendaknya menjaga perasaaan orang lain.
  • Bersanda gurau dengan orang yang lebih tua dan alim dengan sesuatu yang pantas.
  • Tidak terbuai sampai tertawa terbahak-bahak.
  • Tidak memudharatkan diri sendiri


Pengajian Ahad Pagi
MT. Nurul Iman Kementan
01 April 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar