MENJAGA AMANAH
Amanah artinya kepercayaan atau titipan. Yaitu kepercayaan atau titipan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
Berlaku Amanah
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” ((QS. An- Nisa: 58)
Setelah Abu Bakar Shiddiq dibaiat menjadi khalifah, ia mengucapkan pidato pelantikan, yang menggambarkan garis politiknya: “Wahai manusia, aku telah diangkat menjadi khalifah bagi kalian, padahal aku tidaklah lebih baik daripada kalian. Karenanya kalau aku berbuat baik, bantulah aku. Sebaliknya kalau aku menyeleweng luruskan kembali jalanku. Kebenaran adalah amanah dan dusta adalah khianah. Orang lemah diantara kamu, adalah kuat di sisiku sehingga haknya kukembalikan kepadanya. Orang kuat diantara kamu, adalah lemah di sisiku sehingga kuambil kembali dari padanya hak orang yang dirampasnya, insya Allah. Taatlah kepadaku selama aku :menaati Allah. Apabila aku durhaka kepada Allah, kalian tak lagi wajib menaatiku”
Rasulullah SAW memperingatkan kita, jika ummatku telah melakukan lima belas macam perbuatan, maka akan tiba bencana kepada mereka. Dua diantaranya adalah:
اِذَا كَانَ الْمَغْنَمُ دُوَلاً
”Jika kekuasaan itu dianggap sebagai keberuntungan”
وَاْلاَمَانَةُ مَغْنَمًا
”dan jika amanah dianggap sebagai ghanimah” (harta rampasan perang( Amanah adalah titipan yang sangat berat, sehingga langit, bumi dan gunungpun menolak untuk diberikan amanah. Allah SWT berfirman: ”Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh.” (QS. Al- Ahzab: 72) Ali bin Abi Thalib menceritakan: Ketika kami duduk bersama Rasulullah SAW, tiba- tiba datang seorang Badwi (Arab Gunung) dan bertanya kepada Rasulullah SAW: ”Ya Rasulallah, kabarkanlah kepadaku mengenai ajaran agama yang terberat dan teringan”. Rasulullah SAW menjawab: ”Ajaran agama yang teringan adalah mengucapkan dua kalimah syahadah dan yang terberat adalah menjaga amanah (memelihara amanah)” Nabi SAW kemudian melanjutkan sabdanya: ”Tidak termasuk orang yang beragama bagi orang yang tidak dapat menjaga amanah, ia tidak diterima shalat dan zakatnya.” Dalam hadits lain Nabi SAW bersabda:
لاَاِيْمَانَ لِمَنْ لاَأَمَانَةَلَهُ وَلاَدِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهِدَلَهُ. رواه احمد وابن حبان
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah (tidak dapat dipercaya) dan tidak ada agama bagi orang yang tidak dapat menepati janji.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban) Allah SWT berfirman •
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.” (QS. Al- Anfal: 58) Khianat adalah salah satu dripada sifat munafik. Nabi SAW bersabda:
اَيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ اِذَاحَدَّثَ كَذَبَ وَاِذَاوَعَدَاَخْلَفَ وَاِذَاائْتُمِنَ خَانَ . رواه الشيخان
“Tanda- tanda orang munafiq itu tiga: Jika berkata dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diamanati berkhianat.” (HR. Bukhari Muslim) Bentuk-bentuk Amanah Amanah ada dua macam, yaitu dimensi vertikal dan dimensi horizontal. Dimensi vertikal yaitu amanah yang diberikan oleh Allah SWT, yaitu berupa perintah yang wajib dilaksanakan. Wujud amanahnya adalah: memberikan hak- hak Allah SWT dengan cara mengabdi/ beribadah kepada-Nya secara total. Sedangkan amanah dimensi horizontal yaitu memberikan atau menunaikan hak- hak kemanusiaan. Semua yang menjadi tanggung jawab kita dengan sesama manusia adalah bentuk daripada amanah dimensi horizontal, seperti jabatan, pangkat, kekayaan, titipan orang lain, tugas- tugas dalam keluarga dan lain- lain. Dengan demikian, maka di pundak setiap orang dipikulkan amanah, sebab kita semua adalah pemimpin, dan setiap pemimpin mendapatkan amanah yang harus dipertanggung jawabkan. (كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَاعِيَتِهِ) “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya”
Pemegang amanah yang menentukan ada lima: 1. Pemimpin/ pejabat yang memegang amanah berupa jabatan, wujud amanahnya adalah: Berbuat adil 2. Ulama yang memegang amanahnya berupa ilmu, bentuk amanahnya adalah: Menyebarkan ilmu 3. Orang kaya yang amanahnya adalah hartanya, bentuk amanahnya adalah: Berderma 4. Karyawan/ Pegawai yang amanahnya adalah tugasnya, bentuk amanahnya adalah: Rajin bekerja secara konsisten 5. Fakir/ miskin wujud amanahnya adalah: Do’a yang baik
Lalu Rasulullah SAW memperingatkan para sahabatnya, bahwa dari semua itu yang pertama- tama disia- siakan dalam agama kalian adalah amanah” (HR. Ahmad dan Hakim)
Keberuntungan Dan Jaminan Surga Orang yang berbuat amanah termasuk golongan manusia yang mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan dari Allah SWT
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (QS. Al- Mu’minun: 1 dan 8) Dari Ubadah bin Ash-Shamit Nabi SAW bersabda:
“Tetapkan bagiku enam jaminan dariu diri kalian, maka aku jamin kalian dengan surga: 1. Jujurlah jika kalian bicara 2. Tepatilah jika kalian berjanji 3. Tunaikan jika kalian diberi amanah 4. Peliharalah kemaluan kalian 5. Tundukan pandangan kalian 6. Tahanlah tangan kalian
Do’a Agar Dihindarkan dari Khianat
اَللَّهُمَّ اِنِّي اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُوْعِ فَاِنَّهُ بِئْسَ الضَّجِيْعُ وَاَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخِيَانَةِ فَاِنَهَا بِئْسَتِ اْلِبطَانَةِ
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan, karena sesungguhnya ia adalah seburuk- buruk teman tidur. Dan aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan khiyanat, karena ia adalah seburuk- buruk teman dekat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar