Kajian Akhlaq
MENYEBARKAN SALAM
Nabi SAW bersabda:
يَااَيُّهَاالنَّاسُ اَفْشُواالسَّلاَمَ وَاَطْعِمُواالطَّعَامَ وَصِلُّوْااَرْحَامَ وَصَلُّوْاوَالنَّاسُ نِيَامٌ
تَدْخُلُوْنَ الجَنَّةَ بِسَلاَمٍ. رواه الترمذي
“Hai
manusia, sebarkanlah salam, berilah makan (orang- orang miskin), sambunglah
silaturrahim
dan shalatlah pada saat
orang lain sedang terlelap tidur, maka kamu akan
masuk syurga dengan
damai.” (HR.
Turmudzi).
Bila kita bertemu
dengan saudara kita yang seagama, maka ucapkanlah salam kepadanya. Nabi SAW
menegaskan:
اِذَالَقِتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ.
“Apabila kamu bertemu dengannya (muslim), maka
ucapkanlah salam kepadanya.”
Suatu hari seorang laki- laki bertanya kepada Nabi
SAW tentang perbuatan yang paling baik dalam Islam, maka Nabi SAW menjawab:
تُطْعِمُ الطَعَامَ وَتَقْرَأُ السَلاَمَ عَلىَ مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لمَ ْتَعْرِفْ
“Memberi
makan (kepada fakir miskin) dan mengucapkan salam kepada orang yang telah
engkau kenal maupun tidak.”(HR. Bukhari Muslim)
Mengucapkan salam juga
dianjurkan ketika masuk rumah, baik rumah sendiri maupun rumah orang lain
(bertamu). Rasulullah SAW pernah memberi nasihat kepada Anas RA:
يَابُنَيَّ اِذَا دَخَلْتَ عَلىَاَهْلِكَ فَسَلِّمْ تَكُنْ بَرَكَةً عَلَيْكَ وَعَلىَ اَهْلِ بَيْتِكَ
“Wahai
anakku, jika kamu masuk rumah keluargamu, berikanlah salam kepada penghuninya,
sebab salam itu akan membawa keberkahan kepadamu dan kepada penghuni rumahmu” (HR.
Turmudzi)
Kalau
kita mau masuk rumah orang lain atau bertamu, maka hendaklah kita terlebih
dahulu meminta izin dan mengucapkan salam. Sebagaimana diperintahkan Allah SWT
di dalam Al- Qur’an Surah An- Nur: 14:
“ Hai orang- orang yang beriman, janganlah
kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam
kepada penghuninya.” (Terjemahan QS. An- Nur: 14)
Sejarah Salam
Salam sudah ada sejak zaman Nabi Adam
AS. Diriwayatkan, sesudah Allah SWT selesai menciptakan Adam, maka Ia menyuruh
Adam supaya menemui para malaikat yang sedang duduk untuk mengucapkan salam
kepada mereka. Allah SWT berfirman kepada Adam: “Wahai Adam dengarkanlah
jawaban salam mereka, sesungguhnya itu adalah sebagai penghormatan bagimu dan
bagi keturunanmu.” Maka Adam menemui Malaikat seraya memberi salam: “Assalamu
‘alaikum”. Para malaikat menjawab: “Assalamu ‘alaika warahmatullah.”
(HR. Bukhari Muslim).
Dalam
peristiwa Isra Mi’raj, ketika Nabi SAW menghadap Allah untuk menerima perintah
shalat yang 5 waktu, Nabi SAW mendapatkan salam dari Allah SWT: Assalamu
‘alaika ayyuhannabiyu warahmatullahi wabarakatuh” (selamat sejahtera bagimu
wahai Nabi, demikian juga rahmat dan keberkatan Allah untukmu). Lalu Nabi SAW
menjawab: “Assalamu ‘alaina wa’ala ‘ibadillahish-shalihin” (Selamat
sejahtera semoga dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba- hamba Allah yang
shalih)
Salam
dari Allah SWT dan jawaban dari Nabi SAW ini kemudian diabadikan oleh Islam di
dalam bacaan shalat, yaitu ketika tasyahud/ tahiyyat. Maka hendaknya kita
menyebar luaskan diantara kita dalam kehidupan sehari- hari, sebab salam adalah
do’a keselamatan, rahmat dan keberkahan untuk kita semua.
Memberi Dan Menjawab
Salam
Memberi salam itu hukumnya
sunnah, sedangkan menjawabnya adalah wajib. Dalam menjawab salam hendaklah
menjawab dengan jawaban yang lebih baik, atau paling tidak setara dengan salam
yang diberikan orang lain kepada kita. Allah SW berfirman.
“Apabila kamu dihormati dengan suatu
penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau
balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala
sesuatu” (QS.
An- Nisa: 86)
Misalnya
bila ada yang memberi salam: “Assalamu ‘alaikum”, maka jawaban yang baik
adalah: “Wa’alaikum salam warahmatullah”, atau paling tidak: Wa’alaikum
salam”. Bila ada yang memberi salam: “Assalamu’alaikum warahmatullah”,
maka jawaban yang baik adalah: “Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”,
atau paling tidak: “Wa’alaikum salam warahmatullahi”. Dan seterusnya
Dilihat
dari segi siapa yang harus terlebih dahulu memberikan salam, maka apa yang
dianjurkan oleh Nabi SAW adalah: “Orang yang berkendaraan memberi salam
kepada yang jalan kaki, orang yang jalan kaki memberikan salam kepada yang
duduk dan rombongan yang kecil memberikan salam kepada yang besar.” (HR.
Bukhari Muslim) Dalam riwayat lain ditegaskan: “Dan anak kecil memberi salam
kepada yang lebih besar”. Tetapi dalam prakteknya, kita tidak perlu
mempersoalkan mana yang lebih dahulu memberi salam dan mana yang menjawabnya.
Karena sebenarnya orang yang memberi salam kedudukannya lebih baik daripada
orang yang menjawab salam. Nabi SAW menerangkan.
اِنَّ
اَوْلى َالنَّاسِ
بِاللهِ مَنْ بَدَأَ هُمْ بِالسَّلاَمِ
“Sesungguhnya manusia yang paling utama
bagi Allah adalah orang yang mendahului memberi salam” (HR. Abu
Daud).
Salam Kepada Non Muslim
Salam
kepada non muslim berbeda dengan kepada sesama muslim. Aturan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Kita dilarang mendahului memberi salam kepada mereka. Nabi SAW
bersabda
لاَتَبْدَءُواالْيَهُوْدَوَلاَالنَصَارَى
بِالسَلاَمِ
“Janganlah
kamu mendahului orang Yahudi dan Nasrani dengan salam…” (Riwayat Muslim)
2. Kalau memang kita hendak mendahului salam kepada mereka, maka
kalimat salamnya adalah:
اَلسَّلاَمُ
عَلىَ مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى
“Kesejahteraan
semoga diberikan kepada orang yang mendapat petunjuk”
Salam inilah yang digunakan oleh
Rasulullah SAW di dalam surat- suratnya kepada para pembesar/ raja non muslim
untuk mengajak mereka masuk Islam
3. Kalau kita mendapat salam dari mereka, maka jawaban salamnya
adalah: “Wa’alaikum”. Nabi SAW bersabda.
اِذَاسَلَّمَ
عَلَيْكُمْ اَهْلُ الْكِتَابِ فَقُوْلُوْا: وَعَلَيْكُمْ
“Jika orang- orang ahli kitab memberi salam kepadamu, maka
jawablah: Wa’alaikum” (HR. Bukhari- Muslim)
4. Kalau kita menghadapi suatu majlis campuran yang terdiri dari
orang Islam dan non muslim, maka disunatkan untuk memberi salam, yaitu salam
Islam. Salam ini ditujukan kepada orang Islam.
Penutup
Marilah kita merenungkan sabda Nabi SAW:
لاَتَدْخُلُوْنَ
الجَنَّةَ حَتىَّ تُؤْمِنُوْا وَلاَتُؤْمِنُوْنَ حَتىَّ تحَاَبُوْا أَوَلاَ اَدُلُّكُمْ
عَلىَشَيْءٍاِذَافَعَلْتُمُوْهُ تحَاَبَبْتُمْ؟ اَفْشُواالسَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Kamu
tidak dapat masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga
kamu saling mencintai. Belumkah kutunjukkan kepadamu sesuatu yang bila kamu
kerjakan menyebabkan kamu saling mencintai ? (Sesuatu itu adalah) : Sebarkanlah
salam diantara kamu.” (HR. Muslim)
*****
Drs. H. Djedjen
Zainuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar