Kajian Akhlaq
CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH
Cinta Karena Allah
Cinta adalah
luapan perasaan suka, dengan segala ekspresinya, melalui ceria senyum wajahnya,
dengan lembut dan baik lisannya, dengan kasih pelukan, dengan semangat sikap,
dengan hati riang, dan selalu khusnudzan dalam pikirannya. Cinta kepada sesama dalam Islam adalah perasaan yang mema ncar
karena adanya ketaqwaan dan bermuara kepada pengendalian yang kokoh dengan
taliNya (i’tisham bi hablillah).
Maka cinta seperti itu hanya akan tumbuh dengan subur dalam
ikatan mulia yang bernama ukhuwah (persaudaraan) yang didasarkan sendi-sendi
tersebut. Ikatan tersebut merupakan tujuan suci, cahaya rabbaniyah sekaligus
merupakan nikmat Ilahiyah. Oleh sebab itu Allah hanya akan menuangkan cahaya
dan nikmatnya pada hati dari setiap hambaNya yang mukhlis (ikhlas), mensucikan
dan melindungi diri-mereka dengan akhlaq yang terpuji.
Untuk mengetahui segala-galanya tentang cinta, manusia perlu
merujuk kepada pencipta cinta itu sendiri yakni Allah SWT. Tuhan menciptakan
cinta, maka Dialah yang Maha Mengetahui sifat dan rahasianya. Cinta itu indah
karena diciptakan oleh Allah Yang Maha Indah. Rasulullah SAW bersabda,” Allah
itu indah dan cintakan keindahan” Bukan saja indah, cinta yang diciptakan Allah
itu bertujuan untuk menyelamatkan, menenteramkan dan membahagiakan manusia
Benci Karena Allah
Sedangkan yang dimaksud
dengan al-bughdu lillah (benci karena Allah) adalah mencurahkan ketidaksukaan
dan kebencian kepada orang-orang yang mempersekutukanNya dan kepada orang-orang
yang keluar dari ketaatan kepadaNya dikarenakan mereka telah melakukan
perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan kebencian Allah, meskipun mereka itu
adalah orang-orang yang dekat hubungan dengan kita
Firman Allah : “Kamu tidak
akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling
kasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang
orang itu bapak-bapak, anak-anak sauadara-saudara ataupun saudara keluarga
mereka.” (Al-Mujadalah: 22)
Benci karena Allah berarti membenci seseorang
karena perilaku atau perbuatannya yang buruk, bukan kepada orangnya melainkan
kepada perbuatannya. Sehingga tidak menimbulkan dendam dan perbuatan buruk kita
kepadanya, melainkan ada perasaan dan usaha untuk memperbaikinya. Sebab semuanya adalah kehendak Allah SWT
Ayat Dan Hadits Tentang Cinta Dan Benci Karena
Allah
Allah berfirman;
مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ
أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (QS. Al-Fath: 29).
وَالَّذِينَ
تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ
إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِّمَّا أُوتُوا
وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah
beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar)
‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar)
tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan
kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin),
atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang-orang yang beruntung”
(QS. Al-Hasyr: 9).
Anas RA meriwayatkan dari Nabi saw.
Beliau bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ
يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ
يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ
فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Ada tiga perkara yang barangsiapa berada di dalamnya akan
mendapatkan manisnya keimanan: Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya daripada
selain keduanya. Mencintai
seseorang yang tidaklah mencintainya kecuali karena Allah.
Dan benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan
ke neraka.” (Muttafaq Alaihi).
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin
adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah
kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” QS Al Hujurat 10)
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi
saw. Beliau bersabda;
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ
اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَدْلٌ
وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي
الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ
وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ
فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا
حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ
خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang akan dilindungi Allah di hari yang
tiada perlindungan selain perlindungan Allah: Pemimpin adil, pemuda yang tumbuh
besar dalam ibadah kepada Allah, seseorang yang hatinya terkait dengan masjid, dua
orang yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah, seseorang
yang dipanggil seorang wanita (untuk berzina) yang mempunyai kedudukan dan
kecantikan, ia mengatakan aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah
lalu menyembunyikan sedekahnya sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang dilakukan
tangan kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah di kala sepi lalu berlinang
air matanya.” (Muttafaq Alaihi).
Abu Hurairah RA meriwayatkan,
Rasulullah SAW bersabda,
لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا
تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا
فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga
sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling
mencinta. Maukah aku tunjukkan kepada kalian kepada sesuatu yang jika kalian
lakukan akan saling mencinta; sebarkan salam di antara kalian.” (Muslim).
Abu Hurairah RA meriwayatkan,
Rasulullah SAW bersabda;
أَنَّ رَجُلًا زَارَ
أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ
مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِي
فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ
لَا غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ فَإِنِّي رَسُولُ
اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ
“Bahwa seseorang sedang mengunjungi saudaranya di sebuah
desa dan Allah mengutus seorang malaikat untuk memantau jalannya. Sesampainya
di tempat itu ia berkata, ‘Hendak ke mana kamu?’ Ia menjawab, ‘Aku hendak menemui
seorang saudara di negeri ini.’ Ia bertanya, ‘Apakah ada kenikmatan yang kamu
inginkan darinya?’ Ia menjawab, ‘Tidak, hanya karena aku mencintainya karena
Allah Azza wa Jalla.’ Ia (malaikat) berkata, ‘Ketahuilah bahwa aku ini utusan
Allah, (untuk memberitakan kepadamu) bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana
kamu mencintainya karena-Nya.”
Al-Barra’ bin ‘Azib RA meriwayatkan
dari Nabi saw, Beliau bersabda tentang orang-orang Anshar,
لَا يُحِبُّهُمْ
إِلَّا مُؤْمِنٌ وَلَا يُبْغِضُهُمْ إِلَّا مُنَافِقٌ فَمَنْ أَحَبَّهُمْ
أَحَبَّهُ اللَّهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُ اللَّهُ
“Tidak ada yang mencintai mereka selain orang mukmin dan
tidak ada yang membenci mereka selain orang munafiq. Siapa mencintai mereka
Allah akan mencintainya dan siapa membencinya Allah akan murka kepadanya.”
(Muttafaq Alaih).
Muadz meriwayatkan, aku mendengar Rasulullah saw bersabda;
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْمُتَحَابُّونَ فِي جَلَالِي
لَهُمْ مَنَابِرُ مِنْ نُورٍ يَغْبِطُهُمْ النَّبِيُّونَ وَالشُّهَدَاءُ
“Allah Azza wa Jalla berfirman, ‘Bagi orang-orang yang
saling mencintai karena keagungan-Ku mimbar-mimbar dari cahaya dari cahaya yang
membuat iri para nabi dan syuhada.” (Tirmidzi, hadits hasan).
Abu Idris Al-Khaulani RA bercerita;
دَخَلْتُ مَسْجِدَ
دِمَشْقَ فَإِذَا فَتًى شَابٌّ بَرَّاقُ الثَّنَايَا وَإِذَا النَّاسُ مَعَهُ
إِذَا اخْتَلَفُوا فِي شَيْءٍ أَسْنَدُوا إِلَيْهِ وَصَدَرُوا عَنْ قَوْلِهِ
فَسَأَلْتُ عَنْهُ فَقِيلَ هَذَا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ فَلَمَّا كَانَ الْغَدُ
هَجَّرْتُ فَوَجَدْتُهُ قَدْ سَبَقَنِي بِالتَّهْجِيرِ وَوَجَدْتُهُ يُصَلِّي
قَالَ فَانْتَظَرْتُهُ حَتَّى قَضَى صَلَاتَهُ ثُمَّ جِئْتُهُ مِنْ قِبَلِ
وَجْهِهِ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ ثُمَّ قُلْتُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ لِلَّهِ
فَقَالَ أَللَّهِ فَقُلْتُ أَللَّهِ فَقَالَ أَللَّهِ فَقُلْتُ أَللَّهِ فَقَالَ أَللَّهِ
فَقُلْتُ أَللَّهِ قَالَ فَأَخَذَ بِحُبْوَةِ رِدَائِي فَجَبَذَنِي إِلَيْهِ
وَقَالَ أَبْشِرْ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَجَبَتْ مَحَبَّتِي
لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ
وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ
“Aku pernah memasuki masjid Damaskus, ternyata di sana
terdapat seorang pemuda dengan gigi yang putih dan orang-orang bersamanya. Jika
mereka memperselisihkan sesuatu mereka mengandalkannya dan mengembalikannya
kepada pendapatnya. Aku pun bertanya tentangnya dan dijawabnya bahwa dia Muadz
bin Jabal. Esok harinya aku berangkat (ke masjid) pagi-pagi, ternyata ia telah
mendahuluiku. Aku mendapatinya melakukan shalat. Ia mengatakan, aku pun
menunggunya sampai ia menyelesaikan shalatnya. Setelah itu aku menemuinya dari
depannya dan aku ucapkan salam kepadanya dan aku katakan, ‘Demi Allah, aku
mencintaimu karena Allah’ Ia mengatakan, ‘Allah.’ Aku katakan, ‘Allah.’ Ia
katakan, ‘Allah?’ Aku katakan, ‘Allah,’ Lalu ia memegang dada jubahku dan
menarikku kepadanya dan berkata, ‘Berbahagialah karena aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, ‘Alah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Orang-orang yang
saling mencinta karena-Ku pasti mendapatkan kecintaan-Ku, yang bergaul
karena-Ku, yang saling mengunjungi karena-Ku, dan yang saling berkorban
karena-Ku.” (Hadits shahih riwayat Malik di
Al-Muwattha’ dengan sanad shahih).
Muadz RA. Meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW memegang tangannya seraya bersabda,
يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي
لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ
تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Hai Muadz, demi Allah, aku mencintaimu karena Allah. Lalu
aku berwasiat kepadamu, ya Muadz, jangan sampai –setiap kali usai shalat- kamu
tidak mengucapkan, ‘Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu,
bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (Abu Dawud dan
Nasa’i dengan sanad shahih).
Anas RA meriwayatkan bahwa,
أَنَّ رَجُلًا كَانَ
عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرَّ بِهِ رَجُلٌ فَقَالَ
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ هَذَا فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْلَمْتَهُ قَالَ لَا قَالَ أَعْلِمْهُ قَالَ
فَلَحِقَهُ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّكَ فِي اللَّهِ فَقَالَ أَحَبَّكَ الَّذِي
أَحْبَبْتَنِي لَهُ
“Seseorang berada di sisi Nabi SAW. Kemudian seseorang lewat
dan berkata, ‘Ya Rasulullah, aku mencintai orang ini.’ Nabi bersabda kepadanya,
‘Apakah kamu sudah memberitahukan kepadanya?’ (Anas) berkata, lalu ia
menyusulnya dan mengatakan, ‘Aku mencintaimu karena Allah.’ Orang itu menjawab,
‘Mudah-mudahan Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintaiku karena-Nya.” (Abu
Dawud dengan sanad shahih).
Contoh Perbuatan
Tanda Cinta karena Allah
·
Mengucapkan salam bila bertemu maupun
berpisah
·
Memanjatkan
doa untuknya
·
Bila
berjumpa dengan nya maka tunjukkanlah senyum kegembiraan dan muka manis.
·
Berjabat
tangan bila bertemu.
·
Menyempatkan
diri untuk mengunjungi saudaranya.
·
Menyampaikan
ucapan selamat yang berkenaan dengan sukses yang dicapai saudaranya.
·
Memberikan
hadiah yang bersifat insidental.
·
Menaruh
perhatian terhadap keperluan saudaranya.
·
Menegakkan
hak-hak ukhuwah saudaranya.
Contoh Perbuatan
Tanda Benci Karena Allah
·
Merasa tidak suka dengan
perbuatan buruk saudaranya/ orang lain karena Allah
·
Membenci seseorang bukan
kepada pribadinya, tetapi kepada perbuatannya
·
Rasa benci yang tidak
menimbulkan perbuatan buruk
·
Tidak mengikuti perbuatan
buruk yang dilakukan orang lain
·
Berusaha untuk memperbaiki
perbuatan buruk orang lain dengan cara bijaksana
·
Berdo’a kepada Allah agar ia kembali ke jalan yang benar
Drs. H. Djedjen Zainuddin
HP. 0817732580
Tidak ada komentar:
Posting Komentar