Rabu, 20 November 2013

MENYEBARKAN SALAM


MENYEBARKAN SALAM
Nabi SAW bersabda:

يَااَيُّهَاالنَّاسُ اَفْشُواالسَّلاَمَ وَاَطْعِمُواالطَّعَامَ وَصِلُّوْااَرْحَامَ وَصَلُّوْاوَالنَّاسُ نِيَامٌ

تَدْخُلُوْنَ الجَنَّةَ بِسَلاَمٍ. رواه الترمذي
“Hai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan (orang- orang miskin), sambunglah silaturrahim
dan shalatlah pada saat orang lain sedang terlelap tidur, maka kamu akan
masuk syurga dengan damai.” (HR. Turmudzi).


            Bila kita bertemu dengan saudara kita yang seagama, maka ucapkanlah salam kepadanya. Nabi SAW menegaskan:
اِذَالَقِتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ.
“Apabila kamu bertemu dengannya (muslim), maka ucapkanlah salam kepadanya.”  
Suatu hari seorang laki- laki bertanya kepada Nabi SAW tentang perbuatan yang paling baik dalam Islam, maka Nabi SAW menjawab:

تُطْعِمُ الطَعَامَ وَتَقْرَأُ السَلاَمَ عَلىَ مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لمَ ْتَعْرِفْ

“Memberi makan (kepada fakir miskin) dan mengucapkan salam kepada orang yang telah engkau kenal maupun tidak.”(HR. Bukhari Muslim)
            Mengucapkan salam juga dianjurkan ketika masuk rumah, baik rumah sendiri maupun rumah orang lain (bertamu). Rasulullah SAW pernah memberi nasihat kepada Anas RA:

يَابُنَيَّ اِذَا دَخَلْتَ عَلى َاَهْلِكَ فَسَلِّمْ تَكُنْ بَرَكَةً عَلَيْكَ وَعَلىَ اَهْلِ بَيْتِكَ

“Wahai anakku, jika kamu masuk rumah keluargamu, berikanlah salam kepada penghuninya, sebab salam itu akan membawa keberkahan kepadamu dan kepada penghuni rumahmu” (HR. Turmudzi)
            Kalau kita mau masuk rumah orang lain atau bertamu, maka hendaklah kita terlebih dahulu meminta izin dan mengucapkan salam. Sebagaimana diperintahkan Allah SWT di dalam Al- Qur’an Surah An- Nur: 14:
 Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” (Terjemahan QS. An- Nur: 14)

Sejarah Salam
            Salam sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Diriwayatkan, sesudah Allah SWT selesai menciptakan Adam, maka Ia menyuruh Adam supaya menemui para malaikat yang sedang duduk untuk mengucapkan salam kepada mereka. Allah SWT berfirman kepada Adam: “Wahai Adam dengarkanlah jawaban salam mereka, sesungguhnya itu adalah sebagai penghormatan bagimu dan bagi keturunanmu.” Maka Adam menemui Malaikat seraya memberi salam: “Assalamu ‘alaikum”. Para malaikat menjawab: “Assalamu ‘alaika warahmatullah.” (HR. Bukhari Muslim).
            Dalam peristiwa Isra Mi’raj, ketika Nabi SAW menghadap Allah untuk menerima perintah shalat yang 5 waktu, Nabi SAW mendapatkan salam dari Allah SWT: Assalamu ‘alaika ayyuhannabiyu warahmatullahi wabarakatuh” (selamat sejahtera bagimu wahai Nabi, demikian juga rahmat dan keberkatan Allah untukmu). Lalu Nabi SAW menjawab: “Assalamu ‘alaina wa’ala ‘ibadillahish-shalihin” (Selamat sejahtera semoga dilimpahkan kepada kami dan kepada hamba- hamba Allah yang shalih)
            Salam dari Allah SWT dan jawaban dari Nabi SAW ini kemudian diabadikan oleh Islam di dalam bacaan shalat, yaitu ketika tasyahud/ tahiyyat. Maka hendaknya kita menyebar luaskan diantara kita dalam kehidupan sehari- hari, sebab salam adalah do’a keselamatan, rahmat dan keberkahan untuk kita semua.

Memberi Dan Menjawab Salam
Memberi salam itu hukumnya sunnah, sedangkan menjawabnya adalah wajib. Dalam menjawab salam hendaklah menjawab dengan jawaban yang lebih baik, atau paling tidak setara dengan salam yang diberikan orang lain kepada kita. Allah SW berfirman.
 “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu (QS. An- Nisa: 86)
            Misalnya bila ada yang memberi salam: “Assalamu ‘alaikum”, maka jawaban yang baik adalah: “Wa’alaikum salam warahmatullah”, atau paling tidak: Wa’alaikum salam”. Bila ada yang memberi salam: “Assalamu’alaikum warahmatullah”, maka jawaban yang baik adalah: “Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh”, atau paling tidak: “Wa’alaikum salam warahmatullahi”. Dan seterusnya
            Dilihat dari segi siapa yang harus terlebih dahulu memberikan salam, maka apa yang dianjurkan oleh Nabi SAW adalah: “Orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang jalan kaki, orang yang jalan kaki memberikan salam kepada yang duduk dan rombongan yang kecil memberikan salam kepada yang besar.” (HR. Bukhari Muslim) Dalam riwayat lain ditegaskan: “Dan anak kecil memberi salam kepada yang lebih besar”. Tetapi dalam prakteknya, kita tidak perlu mempersoalkan mana yang lebih dahulu memberi salam dan mana yang menjawabnya. Karena sebenarnya orang yang memberi salam kedudukannya lebih baik daripada orang yang menjawab salam. Nabi SAW menerangkan.
اِنَّ اَوْلىَ النَّاسِ بِاللهِ مَنْ بَدَأَ هُمْ بِالسَّلاَمِ
Sesungguhnya manusia yang paling utama bagi Allah adalah orang yang mendahului memberi salam” (HR. Abu Daud).

Salam Kepada Non Muslim
            Salam kepada non muslim berbeda dengan kepada sesama muslim. Aturan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Kita dilarang mendahului memberi salam kepada mereka. Nabi SAW bersabda
لاَتَبْدَءُواالْيَهُوْدَوَلاَالنَصَارَى بِالسَلاَمِ
“Janganlah kamu mendahului orang Yahudi dan Nasrani dengan salam…” (Riwayat Muslim)
2.      Kalau memang kita hendak mendahului salam kepada mereka, maka kalimat salamnya adalah:
اَلسَّلاَمُ عَلىَ مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى
“Kesejahteraan semoga diberikan kepada orang yang mendapat petunjuk”
            Salam inilah yang digunakan oleh Rasulullah SAW di dalam surat- suratnya kepada para pembesar/ raja non muslim untuk mengajak mereka masuk Islam
3.      Kalau kita mendapat salam dari mereka, maka jawaban salamnya adalah: “Wa’alaikum”. Nabi SAW bersabda.
اِذَاسَلَّمَ عَلَيْكُمْ اَهْلُ الْكِتَابِ فَقُوْلُوْا: وَعَلَيْكُمْ
“Jika orang- orang ahli kitab memberi salam kepadamu, maka jawablah: Wa’alaikum” (HR. Bukhari- Muslim)
4.      Kalau kita menghadapi suatu majlis campuran yang terdiri dari orang Islam dan non muslim, maka disunatkan untuk memberi salam, yaitu salam Islam. Salam ini ditujukan kepada orang Islam.


Penutup

Marilah kita merenungkan sabda Nabi SAW:
لاَتَدْخُلُوْنَ الجَنَّةَ حَتىَّ تُؤْمِنُوْا وَلاَتُؤْمِنُوْنَ حَتىَّ تحَاَبُوْا أَوَلاَ اَدُلُّكُمْ عَلىَ شَيْءٍاِذَافَعَلْتُمُوْهُ تحَاَبَبْتُمْ؟ اَفْشُواالسَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Kamu tidak dapat masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kamu saling mencintai. Belumkah kutunjukkan kepadamu sesuatu yang bila kamu kerjakan menyebabkan kamu saling mencintai ? (Sesuatu itu adalah) : Sebarkanlah salam diantara kamu.” (HR. Muslim)

*****

Drs. H. Djedjen Zainuddin

Berbagi
Pembaca yang ingin berkonsultasi masalah agama, seperi tentang keluarga, pembagian warisan, ibadah, pendidikan dll. kontak ke HP. 0817732580 atau 02198535360

Tidak ada komentar:

Posting Komentar