Kajian Aqidah/ Keimanan;
MELURUSKAN PERSEPSI KELIRU
YANG DAPAT MERUSAK IMAN
Banyak persepsi atau anggapan di dalam masyarakat yang
selama ini dianggap benar, padahal sebenarnya sangat keliru atau tidak sesuai
dengan ajaran Islam. Persepsi tersebut bisa menjerumuskan kita, bisa melemahkan, dan merusak keimanan serta amal
shalih kita.
Persepsi- persepsi keliru tersebut antara lain sebagai
berikut:
1.
Agama itu bukan suatu
keharusan, yang penting kita berbuat baik dan tidak merugikan orang lain. Orang
yang punya persepsi seperti ini hidupnya hanya didasarkan kepada hawa nafsunya
sendiri. Padahal semestinya kita ini hidup berpedoman kepada aturan yang dibuat
oleh Sang Pencipta, karena Dia-lah yang mengetahui keadaan kita. Orang seperti
ini akan meninggalkan ibadah kepada Allah, karena ibadah itu menurut
pandangannya tidak akan mendatangkan kebaikan dan keuntungan apa- apa.
2.
Hanya para Nabi yang
bisa taat sepenuhnya kepada Allah SWT. . Persepsi ini keliru, karena
manusia manapun bisa mencapai ketaatan yang tinggi di sisi Allah SWT dan di
sisi manusia, sebab manusia sudah dibekali akal dan hati untuk dapat memilih
jalan hidupnya. Orang yang punya persepsi seperti ini tidak akan berusaha untuk
menjadi manusia yang baik di sisi Allah SWT, karena menurut anggapannya bahwa
ia sudah diciptakan seperti demikian oleh Allah SWT dengan meninggalkan usaha
untuk memperbaiki diri.
3.
Fanatik Madzhab.
Fanatik madzhab dapat mendatangkan bencana bagi dirinya maupun orang lain. Yang
dimaksud dengan fanatik madzhab adalah menganggap bahwa kelompoknya yang paling
benar, sedangkan kelompok lain salah/ keliru. Fanatik madzhab dapat menyebabkan seseorang itu kerdil dalam
beragama, karena menganggap yang lain itu sesat.
4.
Sabar itu ada batasnya.
Padahal sabar itu perintah Allah dan tidak ada batasnya, sampai kita meninggal
dunia. Akibat pemahaman seperti ini hati manusia menjadi rapuh, tidak tegar
menerima ujian dari Allah, dan akibat selanjutnya batin menjadi merana. Banyak
orang yang lepas kontrol karena punya pemahaman: “Sabar itu ada batasnya”.
5.
Orang yang sukses dan
bahagia adalah orang yang banyak harta. Karena persepsi inilah banyak
manusia berlomba- lomba mengejar materi, meskipun dengan jalan yang haram dan
tidak diridhai Allah SWT. Akibat lain, banyak manusia yang iri hati kepada
kekayaan orang lain dan merasa rendah/ kerdil bila berhadapan dengan orang
kaya.
6.
Roh orang yang sudah
meninggal dunia dapat berhubungan dengan orang yang masih hidup.
Pendapat ini keliru, karena manusia yang sudah meninggal sudah menempati alam
lain dan tidak lagi bisa berhubungan dengan orang yang masih hidup, demikian
pula sebaliknya. Jika ada orang yang kesurupan atau orang yang dijadikan media,
lalu mengatakan ruhnya si fulan dengan memberikan informasi tertentu, maka itu
sebenarnya jin jahat yang berusaha menjerumuskan aqidah manusia.
7.
Anak itu adalah karunia
Allah yang pasti diberikan kepada orang yang sudah berkeluarga/ menikah.
Persepsi ini keliru, sehingga orang yang tidak punya anak dianggapnya orang
yang tidak sempurna, tidak bahagia, kalau sudah tua akan sengsara dan atribut-
atribut buruk lainnya. Didalam Al-Qur’an disebutkan bahwa anak itu adalah cobaan, ujian,
perhiasan dunia, bahkan bisa menjadi musuh.
(QS. Al- Anfal: 28, At- Taghabun: 14, At- Taubah: 55, Al-Kahfi: 46.)
8.
Wanita itu harus
berkarier seperti laki- laki. Persepsi ini keliru, karena
tugas utama wanita adalah sebagai isteri dan ibu di dalam rumah tangga.
Sedangkan pria sebagai suami, tugas utamanya adalah mencari nafkah untuk
keluarganya. Kalaupun wanita harus bekerja di luar maka harus selektif dan
hati- hati agar tidak meninggalkan tugas utamanya dan tidak bertentangan dengan
kodrat wanitanya.
9.
Dalam pergaulan itu
harus ada “take and give” (saling memberi dan menerima). Persepsi ini keliru, karena dalam pandangan
Islam hablumminannas itu harus didasarkan/ dilandasi niat yang ikhlas dan
semata- mata mencari Ridha Allah, bukan untuk mendapatkan balasan dari manusia.
10. Kehidupan di neraka tidak kekal. Persepsi ini menyebabkan manusia lengah dalam
taat kepada Allah, karena tidak takut
akan ancaman Allah bagi orang- orang yang inkar kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar