Minggu, 24 November 2013

PERSEPSI YANG KELIRU


Kajian Aqidah/ Keimanan;
MELURUSKAN PERSEPSI KELIRU
YANG DAPAT MERUSAK IMAN

Banyak persepsi atau anggapan di dalam masyarakat yang selama ini dianggap benar, padahal sebenarnya sangat keliru atau tidak sesuai dengan ajaran Islam. Persepsi tersebut bisa menjerumuskan kita, bisa  melemahkan, dan merusak keimanan serta amal shalih kita.
Persepsi- persepsi keliru tersebut antara lain sebagai berikut:

1.      Agama itu bukan suatu keharusan, yang penting kita berbuat baik dan tidak merugikan orang lain. Orang yang punya persepsi seperti ini hidupnya hanya didasarkan kepada hawa nafsunya sendiri. Padahal semestinya kita ini hidup berpedoman kepada aturan yang dibuat oleh Sang Pencipta, karena Dia-lah yang mengetahui keadaan kita. Orang seperti ini akan meninggalkan ibadah kepada Allah, karena ibadah itu menurut pandangannya tidak akan mendatangkan kebaikan dan keuntungan apa- apa.
2.      Hanya para Nabi yang bisa taat sepenuhnya kepada Allah SWT. . Persepsi ini keliru, karena manusia manapun bisa mencapai ketaatan yang tinggi di sisi Allah SWT dan di sisi manusia, sebab manusia sudah dibekali akal dan hati untuk dapat memilih jalan hidupnya. Orang yang punya persepsi seperti ini tidak akan berusaha untuk menjadi manusia yang baik di sisi Allah SWT, karena menurut anggapannya bahwa ia sudah diciptakan seperti demikian oleh Allah SWT dengan meninggalkan usaha untuk memperbaiki diri.
3.      Fanatik Madzhab. Fanatik madzhab dapat mendatangkan bencana bagi dirinya maupun orang lain. Yang dimaksud dengan fanatik madzhab adalah menganggap bahwa kelompoknya yang paling benar, sedangkan kelompok lain salah/ keliru. Fanatik madzhab dapat  menyebabkan seseorang itu kerdil dalam beragama, karena menganggap yang lain itu sesat.
4.      Sabar itu ada batasnya. Padahal sabar itu perintah Allah dan tidak ada batasnya, sampai kita meninggal dunia. Akibat pemahaman seperti ini hati manusia menjadi rapuh, tidak tegar menerima ujian dari Allah, dan akibat selanjutnya batin menjadi merana. Banyak orang yang lepas kontrol karena punya pemahaman: “Sabar itu ada batasnya”.
5.      Orang yang sukses dan bahagia adalah orang yang banyak harta. Karena persepsi inilah banyak manusia berlomba- lomba mengejar materi, meskipun dengan jalan yang haram dan tidak diridhai Allah SWT. Akibat lain, banyak manusia yang iri hati kepada kekayaan orang lain dan merasa rendah/ kerdil bila berhadapan dengan orang kaya.
6.      Roh orang yang sudah meninggal dunia dapat berhubungan dengan orang yang masih hidup. Pendapat ini keliru, karena manusia yang sudah meninggal sudah menempati alam lain dan tidak lagi bisa berhubungan dengan orang yang masih hidup, demikian pula sebaliknya. Jika ada orang yang kesurupan atau orang yang dijadikan media, lalu mengatakan ruhnya si fulan dengan memberikan informasi tertentu, maka itu sebenarnya jin jahat yang berusaha menjerumuskan aqidah manusia.
7.      Anak itu adalah karunia Allah yang pasti diberikan kepada orang yang sudah berkeluarga/ menikah. Persepsi ini keliru, sehingga orang yang tidak punya anak dianggapnya orang yang tidak sempurna, tidak bahagia, kalau sudah tua akan sengsara dan atribut- atribut buruk lainnya. Didalam Al-Qur’an disebutkan  bahwa anak itu adalah cobaan, ujian, perhiasan dunia, bahkan bisa menjadi musuh.  (QS. Al- Anfal: 28, At- Taghabun: 14, At- Taubah: 55, Al-Kahfi: 46.)
8.      Wanita itu harus berkarier seperti laki- laki. Persepsi ini keliru, karena tugas utama wanita adalah sebagai isteri dan ibu di dalam rumah tangga. Sedangkan pria sebagai suami, tugas utamanya adalah mencari nafkah untuk keluarganya. Kalaupun wanita harus bekerja di luar maka harus selektif dan hati- hati agar tidak meninggalkan tugas utamanya dan tidak bertentangan dengan kodrat wanitanya.
9.      Dalam pergaulan itu harus ada “take and give” (saling memberi dan menerima).  Persepsi ini keliru, karena dalam pandangan Islam hablumminannas itu harus didasarkan/ dilandasi niat yang ikhlas dan semata- mata mencari Ridha Allah, bukan untuk mendapatkan balasan dari manusia.
10. Kehidupan di neraka tidak kekal.  Persepsi ini menyebabkan manusia lengah dalam taat kepada Allah, karena  tidak takut akan ancaman Allah bagi orang- orang yang inkar kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar