MENJAUHI
IRI DAN DENGKI (1)
Janganlah kita menjadi orang yang
senang melihat orang lain menderita
dan
menderita melihat orang lain senang
Iri dan dengki (hasad) yaitu
merasa benci atau tidak senang melihat orang lain memperoleh ni’mat dari Allah
atau memperoleh kebahagiaan hidup. Dalam diri orang yang hasad ada keinginan agar ni’mat
yang diberikan kepada orang lain itu lenyap atau berpindak ke dirinya
Sifat hasad merupan pangkal dosa yang
ke tiga setelah sombong dan rakus. Sifat hasad ini pertama kali dilakukan oleh Qabil (putra pertama Adam)
yang merasa tidak senang kepada adiknya (Habil) yang memperoleh ni’mat dari
Allah SWT. Kurban Habil diterima oleh
Allah, sedangkan kurban yang diberikan Qabil ditolak oleh- Nya. Untuk melampiaskan ketidak senangannya, ahirnya
Qabil membunuh Habil dengan memukulkan batu ke kepala Habil. Ini adalah pembunuhan pertama yang dilakukan Bani Adam, sebagai akibat dari sifat hasad.
Allah SWT berfirman:
“Ceritakanlah kepada
mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya,
ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari
mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata
(Qabil): “Aku pasti membunuhmu”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya
menerima (korban) dari orang- orang yang bertaqwa.” (QS. Al- Maidah: 27)
Akibat Hasad
Sifat
hasad adalah penyakit rohani yang sangat berbahaya baik bagi dirinya maupun
bagi orang lain. Akibat buruk yang
ditimbulkannya sangat banyak. Orang yang mempunyai sifat hasad hatinya akan
selalu panas, membara dan bergolak. Setiap orang lain memperoleh ni’mat,
hatinya akan mendidih dan terbakar.
Jiwanya menjadi labil dan stres, bahkan bisa menjadi
gila, bahkan kematian mendadak. Di
dalam hatinya terdapat penyakit yang bisa membakar dan menghancurkan dirinya.
Demikian pula bahaya hasad bagi orang lain atau masyarakat, akan tersebar dan
tertanam benih- benih kebencian yang tiada batas dan bahkan bisa membuahkan
tragedi berdarah seperti pembunuhan Qabil kepada Habil.
Hasad merupakan sifat orang yahudi yang dilaknat Allah,
sehingga siapa yang memilikinya berarti telah menyerupai mereka.
Orang yang memiliki sifat hasad tidak dapat menyempurnakan
imannya, sebab ia tidak akan dapat mencintai saudaranya seperti mencintai
dirinya sendiri.
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ
أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ
يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik
radhiyallahu anhu, pelayan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dari Nabi
Shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidak beriman seseorang di
antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) seperti ia
mencintai dirinya sendiri”. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Ada dalam sifat hasad ini ketidaksukaan terhadap taqdir yang
Allah diberikan kepadanya, sebab siapa yang memberikan nikmat kepada orang lain
tersebut? Tentu saja Allah. Seakan-akan ia ingin ikut berperan aktif dalam
penentuan takdir Allah dengan merasa bahwa ia lebih pantas mendapatkan nikmat
tersebut dari orang lain. Setiap orang lain mendapatkan kenikmatan, semakin
besar dan kuat api hasad dalam dirinya, sehingga ia selalu penasaran dan duka
serta hatinya terbakar api hasad tersebut.
Perbuatan-
perbuatan yang ditimbulkan oleh hasad antara lain: suudzan (buruk sangka),
ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), fitnah, dendam, penganiayaan,
permusuhan, pembunuhan dan lain- lain.
Bahaya
hasad juga akan merusak amal- amal kebaikan kita. Sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah
SAW:
اِنَّ الْغِلَّ وَالْحَسَدَيَأْكُلاَنِ الْحَسَنَاتِ كَمَاتَأْكُلُ النَّارُالْحَطَبَ
“Iri dan dengki keduanya
bisa menghapus amal kebaikan seperti api yang membakar kayu”
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda
اِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَاِنَّ
الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَاتَأْكُلُ النَّارُالْحَطَبَ
Jauhilah dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan-
kebaikan laksana api membakar kayu baker.
(HR. Abu Daud)
Abu Laits As- Samarqandi berkata:
“Tidak ada sesuatu yang lebih jahat daripada dengki, karena dengki itu akan
menimbulkan lima macam bencana kepada orang yang dengki, sebelum menimpa kepada
orang yang didengki:
- Kegelisahan yang terus menerus
- Musibah yang tiada berpahala
- Celaan yang tiada terpuji
- Murka dari Tuhan
- Pintu pertolongan tertutup baginya.”
Cara Menjauhi Hasad
Sedenikian besarnya akibat
buruk yang dapat ditimbulkan oleh hasad, baik bagi pelakunya maupun bagi orang
lain, baik akibat di dunia maupun di akhirat, maka sifat hasad ini harus
dijauhkan dari kehidupan kita. Ada beberapa cara untuk dapat menjauhkan kita
dari perbuatan hasad, antara lain:
1.
Belajar dan
memahami aqidah Islam yang benar, baik tentang keimanan ataupun syari’at serta
mengamalkannya. Kebenaran aqidah merupakan sumber segala perbaikan dan
kebaikan. Hal ini dilakukan dengan terus senantiasa menggali isi kandungan Al
Qur’an dan Hadits.
2.
Memahami
dengan benar konsep takdir menurut syari’at Islam, sehingga faham kalau segala
kenikmatan dan rizqi serta yang lainnya tidak lepas dari ketentuan takdir
Allah. Dengan memahami ini diharapkan tidak timbul dalam diri kita rasa iri dan
dengki terhadap orang lain, karena tahu itu semua tidak lepas dari ketetapan
takdir Allah.
3.
Meyakini
dengan benar dan kokoh bahwa semua kenikmatan tersebut berasal dari Allah dan
diberikan kepada setiap orang sesuai dengan hikmah yang diinginkanNya. Sebab
tidak semua kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain itu baik untuknya.
Meyakini bahwa rizki kita tidak akan tertukar dengan rizki orang lain
4.
Membersihkan
hati dengan berusaha mengamalkan seluruh syari’at islam.
5.
Memandang
dunia dengan segala perhiasannya sebagai sesuatu yang akan punah dengan cepat
dan sesuatu yang tidak seberapa dibanding akherat. Demikian juga memandang
tujuan akhir kehidupannya adalah akherat yang kekal abadi.
7. Selalu mencanangkan dalam hatinya
kewajiban mencintai saudaranya, sehingga tidak merasa panas melihat saudaranya
lebih baik darinya dalam permasalahan dunia.
8. Berusaha memenuhi hak-hak saudaranya
sesama muslim dan mencari teman baik yang mengingatkan dan menasehatinya.
9.Selalu mengingat kematian dan pembalasan
Allah atas kedzoliman dan kerusakan yang ditumbulkan hasad tersebut.
10. Mengingat keutamaan zuhud dan lapang
dada terhadap nikmat yang Allah anugrahi kepada orang lain serta kewajiban
bersyukur terhadap nikmat yang dianugrahkan kepadanya. Sebab semua ini akan
menimbulkan sifat qana’ah dan kaya diri. Sifat qana’ah dan kaya diri ini yang
akan membawanya kepada sifat iffah dan takwa.
Do’a Dijauhkan Dari Hasad
Selain kita
berupaya menjauhi perbuatan hasad, kita juga berusaha agar dijauhkan dari
perbuatan hasad orang lain. Do’a agar dijauhkan dari perbuatan hasad antara
lain adalah membaca Al- Qur’an Surah Al-Falaq secara kontinyu.
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai
subuh,
2.
dari kejahatan makhluk-Nya,
3.
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4.
dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada
buhul-buhul[1609],
5.
dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
[1609]
Biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan sihirnya membikin buhul-buhul dari
tali lalu membacakan jampi-jampi dengan
menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul tersebut.
Hasad Yang Dibolehkan
عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا حَسَدَ إِلَّا فِي
اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي
الْحَقِّ وَآخَرُ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا 




Dari Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw.
bersabda: “Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang,
yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam
kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu
itu dan mengajarkannya kepada orang lain”.
(Shahih Muslim No.1352)
Iri (hasad) yang dibolehkan sebagaimana hadits di atas
adalah iri untuk berbuat baik sebagaimana orang yang diberi harta dan ilmu yang
digunakan untuk kebaikan. Bukan iri dalam hal kejahatan yaitu merasa tidak suka
dengan ni’mat yang diberikan kepada orang lain
Drs. H. Djedjen Zainuddin/ 0817732580
makasih.. membantu sekali!!
BalasHapusTrimakasih Ais Aini
BalasHapusTrimakasih Ais Aini
BalasHapus