Selasa, 19 November 2013

MENJAUHI IRI DAN DENGKI (1)


MENJAUHI IRI DAN DENGKI (1)

Janganlah kita menjadi orang yang
senang melihat orang lain menderita
dan
menderita melihat orang lain senang

Iri dan dengki (hasad) yaitu merasa benci atau tidak senang melihat orang lain memperoleh ni’mat dari Allah atau memperoleh kebahagiaan hidup. Dalam diri orang yang hasad ada keinginan agar ni’mat yang diberikan kepada orang lain itu lenyap atau berpindak ke dirinya
Sifat hasad merupan pangkal dosa yang ke tiga setelah sombong dan rakus. Sifat hasad ini pertama kali dilakukan oleh Qabil (putra pertama Adam) yang merasa tidak senang kepada adiknya (Habil) yang memperoleh ni’mat dari Allah SWT.  Kurban Habil diterima oleh Allah, sedangkan kurban yang diberikan Qabil ditolak oleh- Nya. Untuk melampiaskan ketidak senangannya, ahirnya Qabil membunuh Habil dengan memukulkan batu ke kepala Habil. Ini adalah pembunuhan pertama yang dilakukan Bani Adam, sebagai akibat dari sifat hasad.
Allah SWT berfirman:

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang- orang yang bertaqwa.” (QS. Al- Maidah: 27)


Akibat Hasad
Sifat hasad adalah penyakit rohani yang sangat berbahaya baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Akibat buruk yang ditimbulkannya sangat banyak. Orang yang mempunyai sifat hasad hatinya akan selalu panas, membara dan bergolak. Setiap orang lain memperoleh ni’mat, hatinya akan mendidih dan terbakar.  Jiwanya menjadi labil dan stres, bahkan bisa menjadi gila, bahkan kematian mendadak. Di dalam hatinya terdapat penyakit yang bisa membakar dan menghancurkan dirinya. Demikian pula bahaya hasad bagi orang lain atau masyarakat, akan tersebar dan tertanam benih- benih kebencian yang tiada batas dan bahkan bisa membuahkan tragedi berdarah seperti pembunuhan Qabil kepada Habil.
Hasad merupakan sifat orang yahudi yang dilaknat Allah, sehingga siapa yang memilikinya berarti telah menyerupai mereka.
Orang yang memiliki sifat hasad tidak dapat menyempurnakan imannya, sebab ia tidak akan dapat mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسْ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ   
رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu anhu, pelayan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) seperti ia mencintai dirinya sendiri”. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
Ada dalam sifat hasad ini ketidaksukaan terhadap taqdir yang Allah diberikan kepadanya, sebab siapa yang memberikan nikmat kepada orang lain tersebut? Tentu saja Allah. Seakan-akan ia ingin ikut berperan aktif dalam penentuan takdir Allah dengan merasa bahwa ia lebih pantas mendapatkan nikmat tersebut dari orang lain. Setiap orang lain mendapatkan kenikmatan, semakin besar dan kuat api hasad dalam dirinya, sehingga ia selalu penasaran dan duka serta hatinya terbakar api hasad tersebut.
Perbuatan- perbuatan yang ditimbulkan oleh hasad antara lain: suudzan (buruk sangka), ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), fitnah, dendam, penganiayaan, permusuhan, pembunuhan dan lain- lain.
Bahaya hasad juga akan merusak amal- amal kebaikan kita. Sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah SAW:

اِنَّ الْغِلَّ وَالْحَسَدَيَأْكُلاَنِ الْحَسَنَاتِ كَمَاتَأْكُلُ النَّارُالْحَطَبَ

“Iri dan dengki keduanya bisa menghapus amal kebaikan seperti api yang membakar kayu”

Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda
اِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَاتَأْكُلُ النَّارُالْحَطَبَ
Jauhilah dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan- kebaikan laksana api membakar kayu baker. (HR. Abu Daud)
Abu Laits As- Samarqandi berkata: “Tidak ada sesuatu yang lebih jahat daripada dengki, karena dengki itu akan menimbulkan lima macam bencana kepada orang yang dengki, sebelum menimpa kepada orang yang didengki:
  1. Kegelisahan yang terus menerus
  2. Musibah yang tiada berpahala
  3. Celaan yang tiada terpuji
  4. Murka dari Tuhan
  5. Pintu pertolongan tertutup baginya.”

Cara Menjauhi Hasad
Sedenikian besarnya akibat buruk yang dapat ditimbulkan oleh hasad, baik bagi pelakunya maupun bagi orang lain, baik akibat di dunia maupun di akhirat, maka sifat hasad ini harus dijauhkan dari kehidupan kita. Ada beberapa cara untuk dapat menjauhkan kita dari perbuatan hasad, antara lain:

1.   Belajar dan memahami aqidah Islam yang benar, baik tentang keimanan ataupun syari’at serta mengamalkannya. Kebenaran aqidah merupakan sumber segala perbaikan dan kebaikan. Hal ini dilakukan dengan terus senantiasa menggali isi kandungan Al Qur’an dan Hadits.
2.   Memahami dengan benar konsep takdir menurut syari’at Islam, sehingga faham kalau segala kenikmatan dan rizqi serta yang lainnya tidak lepas dari ketentuan takdir Allah. Dengan memahami ini diharapkan tidak timbul dalam diri kita rasa iri dan dengki terhadap orang lain, karena tahu itu semua tidak lepas dari ketetapan takdir Allah.
3.   Meyakini dengan benar dan kokoh bahwa semua kenikmatan tersebut berasal dari Allah dan diberikan kepada setiap orang sesuai dengan hikmah yang diinginkanNya. Sebab tidak semua kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain itu baik untuknya. Meyakini bahwa rizki kita tidak akan tertukar dengan rizki orang lain
4.   Membersihkan hati dengan berusaha mengamalkan seluruh syari’at islam.
5.   Memandang dunia dengan segala perhiasannya sebagai sesuatu yang akan punah dengan cepat dan sesuatu yang tidak seberapa dibanding akherat. Demikian juga memandang tujuan akhir kehidupannya adalah akherat yang kekal abadi.
6. Selalu mengingat bahaya hasad bagi kehidupan dunia dan akhiratnya.
7. Selalu mencanangkan dalam hatinya kewajiban mencintai saudaranya, sehingga tidak merasa panas melihat saudaranya lebih baik darinya dalam permasalahan dunia.
8. Berusaha memenuhi hak-hak saudaranya sesama muslim dan mencari teman baik yang mengingatkan dan menasehatinya.
9.Selalu mengingat kematian dan pembalasan Allah atas kedzoliman dan kerusakan yang ditumbulkan hasad tersebut.
10. Mengingat keutamaan zuhud dan lapang dada terhadap nikmat yang Allah anugrahi kepada orang lain serta kewajiban bersyukur terhadap nikmat yang dianugrahkan kepadanya. Sebab semua ini akan menimbulkan sifat qana’ah dan kaya diri. Sifat qana’ah dan kaya diri ini yang akan membawanya kepada sifat iffah dan takwa.


Do’a Dijauhkan Dari Hasad
Selain kita berupaya menjauhi perbuatan hasad, kita juga berusaha agar dijauhkan dari perbuatan hasad orang lain. Do’a agar dijauhkan dari perbuatan hasad antara lain adalah membaca Al- Qur’an Surah Al-Falaq secara kontinyu.
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul[1609],
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."
        [1609] Biasanya tukang-tukang sihir dalam melakukan sihirnya membikin buhul-buhul dari tali lalu  membacakan jampi-jampi dengan menghembus-hembuskan nafasnya ke buhul tersebut.


Hasad Yang Dibolehkan

Dari Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain”.
(Shahih Muslim No.1352)
Iri (hasad) yang dibolehkan sebagaimana hadits di atas adalah iri untuk berbuat baik sebagaimana orang yang diberi harta dan ilmu yang digunakan untuk kebaikan. Bukan iri dalam hal kejahatan yaitu merasa tidak suka dengan ni’mat yang diberikan kepada orang lain

Drs. H. Djedjen Zainuddin/ 0817732580

3 komentar: