Rabu, 20 November 2013

MENJAUHI SIFAT RAKUS

Kajian Akhlaq;
MENJAUHI SIFAT RAKUS

 “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, Padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya
daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
(QS. Al- Baqarah: 96)

Pengertian
Rakus atau tamak dalam bahasa Arabnya adalah:  Thama’ ( طَمَعَ )   , yaitu nafsu yang ingin menguasai/ mendapatkan harta atau kenikmatan dunia sebanyak- banyaknya meskipun dengan jalan yang tidak halal. Prinsif orang rakus: “Punya saya untuk saya dan punya orang lain untuk saya.” Ini adalah cerminan daripada orang yang serakah.
            Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW menggambarkan orang- orang yang tamak:
لَوْ كَانَ لاِبْنِ اَدَمَ وَادٍ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى اِلَيْهِ ثَانِيًا وَلَوْ كَانَ وَادِيَانِ لاَبْتَغَى لَهُمَاثَالِثًا وَلاَيَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ اَدَمَ اِلاَّالتُّرَابُ وَيَتُوْبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ. رواه الشيخان واحمد والترمذى عن انس
“Andaikata seorang anak Adam telah memiliki harta benda sebanyak satu lembah, pasti ia akan berusaha lagi untuk memiliki dua lembah. Dan andaikata ia memiliki dua lembah, pasti ia akan berusaha lagi untuk memiliki tiga lembah. Memang tidak ada sesuatu yang dapat memenuhi keinginan anak Adam melainkan tanah (maksudnya kuburan), dan Allah akan memberi/ menerima taubat bagi mereka yang bertaubat.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan Turmudzi dari Anas bin Malik)

Kisah Adam dan Hawa
Sifat rakus ini dianggap sebagai salah satu dari pangkal dosa manusia, karena berawal dari keinginan Adam dan Hawa untuk menikmati semua yang ada di syurga, meskipun dengan jalan melanggar larangan Allah SWT, yaitu memakan buah Khuldi.
Allah SWT berfirman
“(Dan Allah berfirman): “Hai Adam  tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah- buahan)  mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang- orang yang dzalim.” (QS.  Al-A’raf: 19)
Adam dan Hawa oleh Allah diberikan kebebasan dan keleluasaan untuk menikmati apa yang ada di syurga dan memakan apa saja yang ada kecuali buah khuldi. Tapi ternyata yang satu inipun dilanggar oleh Adam dan Hawa.  Perbuatan Adam dan Hawa memakan buah khuldi ini merupakan perbuatan yang didorong oleh sifat rakus untuk menikmati sesuatu, padahal Allah SWT telah melarangnya. Sifat rakus itu nampak sekali dalam diri keduanya, dimana Allah SWT membolehkan semuanya untuk dinikmati, hanya satu yang dilarang. Namun yang hanya satu ini pun dilanggarnya oleh Adam dan Hawa,  meskipun diawali dengan godaan iblis.
Akibatnya, Adam dan Hawa diusir dari surga oleh Allah SWT dalam keadaan tidak berpakaian. Inilah benih- benih sifat rakus yang ada pada diri manusia, termasuk diri kita selalu diuji dan didorong oleh fifat rakus, yang harus kita lawan. Allah SWT berfirman
 “Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.”  (QS. Al- A’raf: 27)
            Adam dan Hawa telah berdosa kepada Allah SWT, namun mereka telah bertobat kepada-Nya, dan Allah SWT menerima tobatnya.

Akibat Rakus
Sifat rakus termasuk al-akhlaqul madzmumah (akhlaq yang tercela), yang akan mendatangkan kemadharatan/ kerugian baik bagi orang yang melakukannya maupun bagi orang lain. Akibat- akibat daripada sifat rakus antara lain:
1.      Manusia rakus tidak akan pernah bersyukur kepada Allah SWT. Sebab orang yang rakus tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki atau diperolehnya, ia selalu merasa kurang jika dibandingkan dengan orang lain. Karenanya Rasulullah SAW menganjurkan supaya kita memandang orang yang ada di bawah kita dalam hal harta, agar kita selalu mensykuri ni’mat-Nya:
اُنْظُرُوْا اِلىَ مَنْ هُوَ اَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْااِلىَ مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ اَجْدَرُ اَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ. رواه اشيخان
Pandanglah kepada orang yang lebih rendah dari kamu dan janganlah kamu memandang kepada yang di atasmu agar supa kamu tidak memandang kecil nikmat Allah kepadamu. (HR. Bukhari Muslim)
2.      Hatinya tidak akan merasa bahagia, karena orang yang tamak hatinya selalu gelisah seperti dikejar- kejar oleh bermacm- macam kebutuhan hidup yang tak pernah terpenuhi
3.      Panjang angan- angan (thulul amal). Orang yang panjang angan- angan itu akan disiksa oleh Allah dengan empat hal:
a.       Malas beribadah
b.      Sebagian besar cita- citanya ditujukan untuk dunia
c.       Rakus untuk mengumpulkan harta
d.      Hatinya keras, karena dikatakan bahwa kerasanya hati itu karena empat hal, yaitu; perut yang kenyang, teman yang buruk, lupa atas dosa- dosa yang lampau, panjang angan- angan.
Ada dua perkara yang sangat ditakuti oleh Nabi SAW, yaitu:
  1. Memperturutkan hawa nafsu yang buruk. Sebab orang yang memperturutkan hawa nafsunya akan jauh dari kebenaran dan dekat dengan kemunkaran.
  2. Panjang angan- angan (thulul amal). Sebab orang yang panjang angan- angan akan lupa kepada urusan akhirat, yang ada dalam pikirannya hanyalah kenikmatan duniawi.
4.      Lupa mengingat Allah SWT, karena yang ada dalam fikirannya adalah bagaimana mendapatkan harta sebanyak- banyaknya tanpa batas, sehingga lalai dalam ibadah.
5.      Senantiasa melakukan kecurangan, pencurian dan perampokan terhadap hak- hak orang lain (menghalalkan segala cara untuk meraih harta). Misalnya orang yang suka mencuri, merampok dan korupsi, adalah bentuk dari adanya sifat serakah bagi pelakunya.
6.      Di akhirat mendapat siksa dari Allah SWT


Menjauhi sifat Rakus
1.      Menyadari bahwa rakus adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Harta, pangkat dan jabatan yang kita miliki hanyalah titipan Ilahi, tidak ada yang abadi, semuanya akan kita tinggalkan dan harus kita pertanggung jawabkan di hadapan-Nya
2.      Yakinlah bahwa rizki itu dari Allah SWT, rizki kita tidak akan tertukar dengan orang lain, demikian pula sebaliknya. Jangana sampai ada keinginan untuk mengambil atau merampas harta milik orang lain.
3.      Tanamkan sifat qana’ah, yaitu merasa cukup dengan apa yang menjadi bagian kita, sembari kita tetap berikhtiar dengan sungguh- sungguh. Yakinlah bahwa Allah SWT telah memberikan sesuatu yang terbaik untuk kita.
4.      Bersyukurlah kepada Allah SWT atas ni’mat yang Ia berikan kepada kita. Manifestasi syukur adalah pengabdian kita kepada-Nya.

cIPUTAT, 2012
dRS. h. dJEDJEN zAINUDDIN
hP. 0817732580

1 komentar:

  1. Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???

    Modal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...

    Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain, tenang,,sekarang ada 288betting.com yang akan menghibur kalian sekaligus mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan mengecewakan kalian deh...dan tentu nya juga masih banyak lagi bonus tiap bulan nya buruannn,,,,yuk ikutan gabung bersama 288betting.com

    Tersedia berbagai game di dalamnya :
    * Sportsbook
    * Kasino
    * Togel
    * Poker
    * Number Games
    * Slots

    Kunjungi Situs Kami !!
    Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,5% / Hari
    Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
    dengan minimal deposit hanya Rp. 20.000 dan minimal withdraw Rp. 50.000

    Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
    * Livechat
    * Whatsapp : +855888278896
    * Facebook : Stefanie Huang

    Salam Sukses 288betting.com

    SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA DAN TERLENGKAP DENGAN PELAYANAN CS YANG RAMAH

    BalasHapus