Kajian Akhlaq;
MENJAUHI
SIFAT RAKUS
“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka,
manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi)
dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu
tahun, Padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya
daripada siksa. Allah
Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
(QS. Al- Baqarah: 96)
Pengertian
Rakus atau tamak
dalam bahasa Arabnya adalah: Thama’ ( طَمَعَ ) , yaitu nafsu yang ingin menguasai/
mendapatkan harta atau kenikmatan dunia sebanyak- banyaknya meskipun dengan
jalan yang tidak halal. Prinsif orang rakus: “Punya saya untuk saya dan
punya orang lain untuk saya.” Ini adalah cerminan daripada orang yang
serakah.
Dalam
sebuah hadits Rasulullah SAW menggambarkan orang- orang yang tamak:
لَوْ
كَانَ لاِبْنِ اَدَمَ وَادٍ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى اِلَيْهِ ثَانِيًا وَلَوْ كَانَ
وَادِيَانِ لاَبْتَغَى لَهُمَاثَالِثًا وَلاَيَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ اَدَمَ اِلاَّالتُّرَابُ
وَيَتُوْبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ. رواه الشيخان واحمد
والترمذى عن انس
“Andaikata seorang anak Adam telah memiliki harta benda sebanyak
satu lembah, pasti ia akan berusaha lagi untuk memiliki dua lembah. Dan
andaikata ia memiliki dua lembah, pasti ia akan berusaha lagi untuk memiliki
tiga lembah. Memang tidak ada sesuatu yang dapat memenuhi keinginan anak Adam
melainkan tanah (maksudnya kuburan), dan Allah akan memberi/ menerima taubat
bagi mereka yang bertaubat.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan Turmudzi dari
Anas bin Malik)
Kisah Adam dan Hawa
Sifat rakus ini dianggap sebagai salah satu dari
pangkal dosa manusia, karena berawal dari keinginan Adam dan Hawa untuk
menikmati semua yang ada di syurga, meskipun dengan jalan melanggar larangan
Allah SWT, yaitu memakan buah Khuldi.
Allah SWT berfirman
“(Dan Allah berfirman): “Hai Adam
tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua
(buah- buahan) mana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu
berdua termasuk orang- orang yang dzalim.” (QS.
Al-A’raf: 19)
Adam dan Hawa oleh Allah diberikan kebebasan dan
keleluasaan untuk menikmati apa yang ada di syurga dan memakan apa saja yang ada
kecuali buah khuldi. Tapi ternyata yang satu inipun dilanggar oleh Adam dan
Hawa. Perbuatan Adam dan Hawa memakan
buah khuldi ini merupakan perbuatan yang didorong oleh sifat rakus untuk
menikmati sesuatu, padahal Allah SWT telah melarangnya. Sifat rakus itu nampak
sekali dalam diri keduanya, dimana Allah SWT membolehkan semuanya untuk
dinikmati, hanya satu yang dilarang. Namun yang hanya satu ini pun dilanggarnya
oleh Adam dan Hawa, meskipun diawali
dengan godaan iblis.
Akibatnya, Adam dan Hawa diusir dari surga oleh
Allah SWT dalam keadaan tidak berpakaian. Inilah benih- benih sifat rakus yang
ada pada diri manusia, termasuk diri kita selalu diuji dan didorong oleh fifat
rakus, yang harus kita lawan. Allah SWT berfirman
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu
dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu
dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan
kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat
kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami
telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang
tidak beriman.” (QS. Al- A’raf: 27)
Adam
dan Hawa telah berdosa kepada Allah SWT, namun mereka telah bertobat
kepada-Nya, dan Allah SWT menerima tobatnya.
Akibat Rakus
Sifat rakus
termasuk al-akhlaqul madzmumah (akhlaq yang tercela), yang akan mendatangkan
kemadharatan/ kerugian baik bagi orang yang melakukannya maupun bagi orang lain.
Akibat- akibat daripada sifat rakus antara lain:
1.
Manusia rakus tidak akan pernah
bersyukur kepada Allah SWT. Sebab orang yang rakus tidak akan pernah merasa
puas dengan apa yang dimiliki atau diperolehnya, ia selalu merasa kurang jika
dibandingkan dengan orang lain. Karenanya Rasulullah SAW menganjurkan supaya
kita memandang orang yang ada di bawah kita dalam hal harta, agar kita selalu
mensykuri ni’mat-Nya:
اُنْظُرُوْا
اِلىَ مَنْ هُوَ اَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلاَ تَنْظُرُوْااِلىَ مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ
فَهُوَ اَجْدَرُ اَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ. رواه اشيخان
Pandanglah kepada orang yang
lebih rendah dari kamu dan janganlah kamu memandang kepada yang di atasmu agar
supa kamu tidak memandang kecil nikmat Allah kepadamu. (HR. Bukhari Muslim)
2.
Hatinya tidak akan merasa
bahagia, karena orang yang tamak hatinya selalu gelisah seperti dikejar-
kejar oleh bermacm- macam kebutuhan hidup yang tak pernah terpenuhi
3.
Panjang angan- angan
(thulul amal). Orang yang panjang angan- angan itu
akan disiksa oleh Allah dengan empat hal:
a.
Malas
beribadah
b.
Sebagian
besar cita- citanya ditujukan untuk dunia
c.
Rakus
untuk mengumpulkan harta
d.
Hatinya
keras, karena dikatakan bahwa kerasanya hati itu karena empat hal, yaitu; perut
yang kenyang, teman yang buruk, lupa atas dosa- dosa yang lampau, panjang
angan- angan.
Ada dua perkara yang sangat ditakuti oleh Nabi SAW, yaitu:
- Memperturutkan hawa nafsu yang buruk. Sebab orang yang memperturutkan hawa nafsunya akan jauh dari kebenaran dan dekat dengan kemunkaran.
- Panjang angan- angan (thulul amal). Sebab orang yang panjang angan- angan akan lupa kepada urusan akhirat, yang ada dalam pikirannya hanyalah kenikmatan duniawi.
4.
Lupa mengingat Allah SWT,
karena yang ada dalam fikirannya adalah bagaimana mendapatkan harta sebanyak-
banyaknya tanpa batas, sehingga lalai dalam ibadah.
5.
Senantiasa melakukan
kecurangan, pencurian dan perampokan terhadap hak- hak orang lain
(menghalalkan segala cara untuk meraih harta). Misalnya orang yang suka
mencuri, merampok dan korupsi, adalah bentuk dari adanya sifat serakah bagi
pelakunya.
6.
Di akhirat mendapat siksa
dari Allah SWT
Menjauhi sifat Rakus
1.
Menyadari bahwa rakus adalah
perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Harta, pangkat dan jabatan yang kita
miliki hanyalah titipan Ilahi, tidak ada yang abadi, semuanya akan kita
tinggalkan dan harus kita pertanggung jawabkan di hadapan-Nya
2.
Yakinlah bahwa rizki itu dari
Allah SWT, rizki kita tidak akan tertukar dengan orang lain, demikian pula
sebaliknya. Jangana sampai ada keinginan untuk mengambil atau merampas harta
milik orang lain.
3.
Tanamkan sifat qana’ah, yaitu
merasa cukup dengan apa yang menjadi bagian kita, sembari kita tetap berikhtiar
dengan sungguh- sungguh. Yakinlah bahwa Allah SWT telah memberikan sesuatu yang
terbaik untuk kita.
4.
Bersyukurlah kepada Allah SWT atas
ni’mat yang Ia berikan kepada kita. Manifestasi syukur adalah pengabdian kita
kepada-Nya.
cIPUTAT, 2012
dRS. h. dJEDJEN zAINUDDIN
hP. 0817732580
Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???
BalasHapusModal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...
Untuk yang lagi galau, yang lagi bosan tidak tahu mau ngapain, tenang,,sekarang ada 288betting.com yang akan menghibur kalian sekaligus mengisi hari-hari kalian dengan games" online yang pastinya tidak akan mengecewakan kalian deh...dan tentu nya juga masih banyak lagi bonus tiap bulan nya buruannn,,,,yuk ikutan gabung bersama 288betting.com
Tersedia berbagai game di dalamnya :
* Sportsbook
* Kasino
* Togel
* Poker
* Number Games
* Slots
Kunjungi Situs Kami !!
Dapatkan Bonus Rollingan TO Sebesar 0,5% / Hari
Bonus Referral Sebesar 20% Seumur Hidup
dengan minimal deposit hanya Rp. 20.000 dan minimal withdraw Rp. 50.000
Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
* Livechat
* Whatsapp : +855888278896
* Facebook : Stefanie Huang
Salam Sukses 288betting.com
SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA DAN TERLENGKAP DENGAN PELAYANAN CS YANG RAMAH