Rabu, 20 November 2013

QANA'AH DAN ZUHUD


Kajian Akhlaq;

QANA’AH DAN ZUHUD


من كان يريدحرث الاخرة نزدله فى حرثه ومن كان يريد حرث الدنيا نؤته منهاوماله فى الاخرة من نصيب. الشورى: 20
Siapa yang ingin tanaman akhirat, maka Kami akan menambah tanamannya (hasilnya), dan siapa yang ingin (berusaha) tanaman dunia, maka Kami akan memberi padanya, dan di akhirat tidak mendapat bagian. (QS. Asy-Syura: 20)
كُنْ فِى الدُّنْيَاكَاَنَّكَ غَرِيْبٌ اَوْعَابِرُسَبِيْلٍ.....
Jadilah kamu di dunia ini bagaikan orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan (merantau). HR. Bukhari.


Qana’ah


Qana’ah artinya rela menerima apa yang menjadi bagiannya atau miliknya serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dari hasil usahnya. Sifat Qana’ah bukan berarti tidak ada usaha untuk meningkatkan apa yang telah dicapainya, melainkan sikap rela hati menerima hasil usahanya dengan syukur dan lapang dada. Nabi SAW bersabda:

قَدْاَفْلَحَ مَنْ اَسْلَمَ وَرَزَقَ كَفَافًاوَقَنَعَهُ الله ُبِمَااَتَاهُ.ْ رواه مسلم

Sungguh beruntung setiap orang yang berserah diri dan rezekinya cukup dan qana’ah (merasa cukup) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. (HR. Muslim).

Qana’ah adalah sifat dasar seorang mu’min sebagai pengendali agar agar tidak surut ke belakan (putus asa) dan juga tidak ambisius serta menaham diri dari sikap agrsif yang negatif.

Qana’ah berfungsi sebagai stabilisator sekaligus dinamisator.  Dikatakan stabilisator karena orang yang mempunyai sifat qana’ah selalu berlapang dada dan berhati tentram, terhindar dari sifat tamak. Dikatakan dinamisator karena merupakan kekuatan bathiniyah yang mendorong seseorang untuk meraih kemajuan hidup berlandaskan kemampuan diri pribadi serta tergantung kepada karunia Allah semata.

Qana’ah bukanlah sifat yang negatif, tetapi termasuk akhlakul mahmudah (terpuji). Qana’ah dalam arti yang sebenarnya mengandung lima unsur:
1.      Menerima dengan rela apa yang telah ada padanya
2.      Memohon kepada Allah tambahan yang pantas, diseertai dengan usaha dan ikhtiar.
3.      Menerima dengan sabar ketentuan dari Allah
4.      Bertawakkal kepada Allah SWT
5.      Tidak tertipu oleh tipu daya kenikmatan dunia yang merusak kebaikan dan kebenaran.


Posisi Qana’ah adalah sebagaimana di bawah ini:

SIKAP MUNDUR
NEGATIF

QANA’AH

SIKAP MAJU
NEGATIF
Frustrasi
Suka mengeluh
Statis,malas,jumud
Masa bodo
Resah
Pesimis
Kikir
Iri
Realistis
Menerima apa adanya
Dinamis
Bersemangat
Tenang, stabil jiwanya
Optimis
Dermawan
Syukur ni’mat,tawakkal
Berangan- angan
Serakah, tamak
Labil/ meledak- ledak
Pemburu dunia

Ambisius negatif

Tanpa perhitungan
Pemboros
Kufur ni’mat



Zuhud

Zuhud artinya “meninggalkan” atau “tidak menyukai”. Yaitu tidak menyukai atau tidak berhasrat terhadap keduniaan karena lebih cinta kepada kehidupan akhirat. Hakikat dari pengertian zuhud ialah menyingkirkan apa- apa yang mestinya disenangi dan diingini oleh hati, karena menurut keyakinannya ada sesuatu yang lebih baik dari apa yang disingkirkannya tadi.
Sikap zuhud ini harus timbul dan didorong oleh keimanan yang kuat serta keinginan yang besar terhadap kehidupan yang lebih baik dan lebih kekal dalam pandangan Allah.
وماهذه الحياة الدنياالا لهوولعب وان الدارالاخرة لهي الحيوان لوكانوايعلمون. العنكبوت: 64
Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main- main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui. QS. Al-‘Ankabut: 64

Orang yang melakukan zuhud itu dalam hatinya harus mempunyai sifat sbb:
1.      Tidak gembira dengan sesuatu yang ada di sisinya dan tidak susah karena yang tidak ada.
2.      Sama perasaannya dalam menghadapi orang yang memuji atau yang mencela. Artinya ketika ada yang memujinya ia tidak takabur dan ketika ada orang yang mencelanya tidak susah.
3.      Wajib merasa puas ketika menghadapi Allah dengan segenap hatinya, karena merasa lezat ketika taqarrub/ dekat kepada Allah SWT.

Dalam sebuah hadits dikatakan (artinya):
“Ibnu Abbas bin Sa’d As- Saidi RA berkata: Seseorang datang kepada Nabi dan berkata: “Ya Rasulallah, tunjukkanlah kepada saya amal perbuatan yang apabila saya kerjakan disukai Allah dan manusia.” Nabi menjawab: “Berzuhudlah dalam hal keduniaan, tentu engkau dicintai Allah, dan berzuhudlah dari apa yang ada di tangan manusia (yakni apa yang telah dimiliki orang lain), tentu engkau dicintai oleh manusia.” (HR. Ibnu Majah)















Zuhud yang paling baik adalah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Kehidupan Nabi SAW sangat sederhana, bahkan lebih sederhana dari para sahabatnya. Hal itu bukan berarti Rasulullah tidak mampu untuk menjadi orang kaya. Banyak sahabat yang menawarkan hartanya untuk Rasulullah, tapi beliau menolaknya, karena Rasulullah tidak suka dengan kehidupan yang mewah. Waktu Rasulullah SAW wafat tidak meninggalkan warisan harta sebagaimana layaknya seorang raja/ kepala negara.

Pada dasarnya hidup zuhud itu bertujuan untuk meningkatkan kualtas kepribadian dan keimanan kepada Allah SWT. Karena dengan hidup zuhud berarti seseorang tidak diperbudak oleh duniawi dan hidupnya selalu berorientasi kepada kehidupan Al-Qur’an

                        Drs. H. Djedjen Zainuddin

3 komentar: